Rabu, 24 Februari 2016

Episode 5

Episode 5 Slave Training

Nina pun pergi meninggalkan aku, janet mulai menghampiri aku dalam keadaan terikat Hogtied kemudian janet mengambil peralatan yang akan digunakan kepada aku. pertama tama janet memasangkan kalung anjing, kemudian melepas ikatan hogtied dikaki menuju tangan dengan gunting sementara aku masih menggeliat berusaha melepaskan diri. setelah melepas ikatan, kaki aku bisa lurus, kemudian ikatan yang membelenggu di mata kaki dan lutut di lepas dengan gunting, dengan sigap saya menendang janet dan lari meninggalkan janet, namun tangan masih terikat erat kebelakang melingkari dada dan mulut masih tersumpal kain, aku berlari menuju hutan dengan cepat karena kakiku sudah bebas tak terikat meski kadang terjatuh karena tidak bisa menahan keseimbangan, sementara janet pun berlari mengejarku, namun langkahnya tak secepat aku hingga aku sudah tak terlihat lagi. setelah masuk hutan aku mulai duduk bersender di pohon karena kelelahan, sambil berusaha melepaskan ikatan tangan, gila ini si nina ikatannya kuat sekali susah sekali melepaskannya, apa maksud nina menitipkanku ketempat kayak gini, pokoknya saya harus kabur dan buat perhitungan sama si nina atas perbuatannya. tak terasa sudah berjam jam aku di hutan ini tanpa tau jalan keluar dan belum bisa melepas ikatannya hingga waktu tak terasa sudah gelap, tak lama kemudian aku melihat cahaya lampu, aku yakin itu si janet yang mau menangkapku, seandainya tanganku tak terikat akan kulawan dia, dia pun memanggil aku terus menerus "Ragiiil, Keluar Kau atau kau akan menyesal", dan akhirnya lampu senter itu mengenai wajahku "Heii Kesini kauu" aku spontan kembali berlari dengan cepat sampai aku tersandung batu dan berguling guling di tanah, kemudian janet datang dan menendang kepalaku, kemudian aku bangun dan melawan dia hanya dengan kaki ku karena tanganku masih terikat dan mulut tersumpal kain yang sudah basah oleh air liurku, aku berusaha menendang dia, tapi dia dengan mudah menghindar, dia tak berusaha melawanku namun dia mengeluarkan tali yang disimpulkan seperti koboi, dia melemparkan tali itu dan tepat mengenai badanku, kemudian janet menarik badanku namun aku berusaha menahan tarikannya hingga janet pun ikut tertarik karena kalah kuat, namun karena tangan janet bebas, dia melemparkan batu kearahku terus menerus hingga jidatku berdarah, akhirnya ku menyerah dan terjatuh. janet langsung memasang collar dileherku dan disambung dengan rantai, kaki ku pun dirantai, aku hanya pasrah karena aku terluka. kemudian sumpalan dimulutku dilepas, mulai dari scarf yang menutup seluruh mulutku sehingga bibirku kelihatan namun masih ada kain didalam mulutku entah 2 saputangan atau 2 celana dalam yang basah karena liurku dan dikeluarkan oleh janet hingga ku terbatuk batuk, kemudian janet memberiku air mineral, dia tau pasti mulutku kering dan kehausan. aku pun berusaha memohon dan bicara untuk melepaskanku, janet hanya diam sambil mengelap keringat dan darahku, kemudian dia meludah di bagian jidatku yang terluka, rasanya perih namun akan menyembuhkan lukaku. sementara tanganku masih terikat kebelakang dan janet menyeretku dengan rantai yang mengikat leherku, aku pun berjalan mengikutinya sambil mendapat ancaman dari janet.

akhirnya kami pun tiba ditempat janet, janet memberikanku pengarahan dan janet memberikanku kesempatan untuk bicara

Janet: ada yang mau disampaikan ragil? karena kamu selama disini sudah tidak bisa berbicara lagi, mulutmu akan selalu tersumpal pagi siang dan malam oleh ting gag, ball gag atau lakban
ragil: aku mohon nyonya lepaskan aku
Plaaaak.....
janet murka dengan permohonanku, dia langsung mengeksekusiku. pertama kaki kanan ku ditekuk dan diikat oleh sabuk begitu juga kaki kiriku, kemudian perut ku dilingkari oleh rantai, semua baju dan celana ku digunting hingga aku telanjang bulat, tangan ku yang terikat kebelakang dilepas, kemudian dirantai seperti borgol dengan tangan kedepan, tanganku dipasang sarung tangan / glove slave dog yang membuat tanganku mengepal, kemudian gloves tersebut dikunci, mulutku dipasang ring gag spiderman yang ada pengekang dagu dan kepala, kemudian gag tersebut diikat kebelakang kepalaku sehingga mulutku terlihat menganga, kemudian gag tersebut ditarik dengan tali menyambung ke rantai yang ada di badanku sehingga kepalaku selalu mendongak dan tidak bisa tertunduk. kurang lebih seperti itulah keadaanku, sehingga aku sudah seperti anjing dan tak bisa berdiri dan yang terakhir penisku dipasang chastity (pengekang penis), kemudian janet menarik collar ku dengan rantai , aku hanya bisa mengikutinya tanpa bisa melawan

akhirnya aku mulai masuk keruangan itu, janet menjelaskan disinilah tempat slave dilatih, pertama aku ditunjukan ruang hukuman. ruangan itu seperti penjara dan terkunci, kemudian janet membuka pintu itu dengan cara menempelkan jarinya di alat finger, jadi hanya jari dia yang bisa membuka pintu tersebut, janet menyalakan lampu, betapa kagetnya aku,aku melihat 3 wanita cantik tanpa pakaian tangannya terikat keatas oleh rantai, dan kedua kakinya diikat menekuk sehingga lututnya lah yang menyentuh lantai, sementara mulutnya menganga seperti aku oleh ring gag, dan badannya terlilit kabel listrik, terlihat air matanya bercucuran, pasti wanita itu sangat tersiksa dengan posisi tersebut dan listrik tersebut menyala dan mati secara otomatis dalam beberapa waktu. janet menjelaskan, mereka itu sudah 1 tahun menjalani pelatihan, namun tidak lulus ujian dan mereka sering melawan kepada instruktur. tak terasa aku pun meneteskan air mata karena sedih takut marah bercampur menjadi satu, sungguh tidak manusia perbuatan si janet. cerdik sekali dia, 1 orang bisa menyekap dan menyiksa puluhan orang

kemudian aku dibawa ke ruangan kandang, aku melihat ada beberapa kandang yang terbuat dari jeruji, 1 kandang berisi 3 orang yang semuanya wanita cantik, sedangkan posisinya sama sepertiku, terikat, dirantai mulut menganga mengeluarkan air liur. semuanya menggonggong menyambut kedatangan nyonya janet, 2 slave merangkak menghampiri janet sambil menggonggong dan menjilati kaki janet, menurut janet 2 slave ini sudah jinak dan segera dilepas. dari beberapa kandang tersebut, ada 1 kandang yang berisi hanya 2 slave, dan tempat itulah yang akan menjadi kandang ku bersama 2 wanita cantik yang nasibnya sama sepertiku. makanya aku dipasang chastity supaya aku tidak diperkosa oleh slave betina.

setelah itu, aku dibawa kekamar mandi, aku diijinkan untuk buang air selama 15 menit dan janet meninggalkanku. pertama aku buang air kecil, meskipun penisku diikat chastity tapi masih bisa buang air kecil karena chastitynya mendukung, chastity ini juga seperti per, memanjang jika penisku membesar. kemudian dengan susah payah aku merangkak ke jamban jongkok, aku berlutut dan membuang hajatku di jamban tersebut, kemudian aku menarik tuas dengan mulutku yang menganga sehingga hajatku tersedot, dan air pun menyempot membersihkan duburku. tak lama kemudian, janet datang dan memandikanku menyabuniku, ooooh segar sekali. setelah selesai aku dibawa menuju kandangku, terdengar 2 slave yang akan menjadi teman kandangku mengonggong, mungkin menyambutku. sebelum dimasukan, janet memberikanku makanan anjing kedalam mangkok dan air minum kedalam mangkok yang satunya. kemudian janet menyuruhku makan dengan menggunakan lidahku, aku disuruh belajar makan dengan mulut menganga, aku berusaha dan mengambil sedikit makanan dengan lidahku, namun aku langsung memuntahkannya karena rasanya aneh. janet marah, dan kepalaku dipaksa masuk kedalam mangkok oleh kakinya "HABISKAN CEPAT, INILAH MAKANANMU SETIAP HARI" sambil mengeluarkan air mata aku memakannya.

setelah selesai makan dan minum, janet pun tersenyum, dan akhirnya kandang anjing dibuka, aku dipaksa masuk meski sudah sangat sempit oleh ketiga slave. akhirnya badanku masuk kedalam jeruji kotak dan dikunci, sementara posisi tanganku sekarang terikat kebelakang dan posisi kepalaku tetap mendongak. aku hanya berlutut didalam kandang, karena sempit sekali. betapa kagetnya, kedua slave wanita itu menyerangku, aku hanya bisa berteriak "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" mereka menjilati badan dan kepalaku

aku terus berteriak karena geli dan perasaan lainnya sambil berpikir kenapa ini terjadi padaku


Bersambung 

Sabtu, 28 November 2015

Episode 4 Training

Setelah sekian lama aku berusaha meronta didalam koper dalam keadaan terikat hogtied dan tersumpal, akhirnya aku tertidur karena kelelahan. setelah perjalanan yang cukup jauh sampailah kami didaerah pegunungan yang sejuk dan sepi, mobil kami sampai disebuah rumah besar dengan dinding yang tinggi, tampak seperti villa namu sangat luas. mobilpun berhenti, mba nina keluar dari mobil dan meninggalkanku didalam mobil. mba nina memencet bel, dan tak lama si pemilik rumah datang, keluarlah wanita cantik setengah baya badan, sipemilik rumah itu ternyata adalah warga negara asing dengan rambut pirang. cukup lama mereka mengobrol, yang intinya adalah kontrak untuk pelatihan slave, hanya orang orang tertentu saja yang tau praktek ini, dan mba nina mendapatkan referensi dari temannya yang sudah memiliki beberapa slave dirumahnya. wanita itu bernama janet

Janet : Hallo nama saya Janet, ada yang bisa dibantu (dengan logat khas orang eropa)
Nina : saya nina, a334570 (merupakan kata sandi yang diberikan oleh temannya supaya bisa dilayani)
Janet: ooooh, oke, anda mau training slave ya, untuk siapa?
Nina: saya tau tempat ini dari mira teman saya, slave dia adalah lulusan sini
Janet: ooh ya Mira, dia punya 3 slave, 1 laki laki, 2 perempuan lulus dengan predikat memuaskan
Nina: hahaha, seperti kuliah ya
Janet: tentu, disini juga ada jurusan dan tingkatan seperti S1 dan D3, kami sudah terakreditasi karena ada lembaga rahasia yang mengaturnya. Slave milik mira sudah lupa ingatan semua, dia hanya hidup untuk mengabdi pada majikannya
Nina: Wow Keren, berapa lama pelatihannya disini?
Janet: minimal 1 tahun, ada yang sudah 5 tahun belum lulus, tergantung si slavenya
Nina: waah, lama banget ya? ga bisa lebih cepet dikit?
Janet: baik bu nina, saya jelaskan dulu ya syarat dan ketentuannya

1. pemilik slave wajib menandatangani tunduk kepada aturan lembaga ini
2. membayar biaya pelatihan sebesar Rp..... / bulan
3. lama program minimal 1 tahun, bisa lulus lebih namun biaya tetap 1 tahun
4. apabila 1 tahun belum lulus, maka akan di tambah 1 tahun dst sampai dinyatakan lulus
5. pemilik dilarang membawa pulang slave sebelum lulus karena akan berakibat fatal
6. apabila pemilik menunggak pembayaran selama 1 bulan slave akan disita
7. pelatih bebas melakukan apapun kepada slave
8
9
Dst

Nina: waah banyak banget ya aturannya
Janet: iya bu, disini sangat ketat, gimana bu masih minat menyekolahkan slavenya disini, kalau tidak juga gak apa apa
Nina: disini banyak siswanya?
Janet: kami hanya menerima 20 orang saja bu supaya lebih fokus, kalo sudah penuh ya harus nunggu sampai ada yang lulus, atau slavenya ada yang disita. Kebanyakan slave perempuan dijadikan pembantu atau pemuas nafsu, slave lelaki biasanya dikirim oleh istrinya supaya bisa merebut hartanya dan dia nikah lagi

Nina; Oke saya setuju
Janet: oke, tanda tangan disini

Kemudian, nina menunjukan slavenya yang ada dimobil, koper dibuka aku digotong menuju halaman villa dan diturunkan ketanah dalam keadaan terikat, kemudian mba nina memberikan sejumlah uang dan meninggalkan aku bersama perempuan bule itu

Bersambung

Sabtu, 07 Maret 2015

Budak Mba Nina Eps 3

Eps 3: Akibat terlalu cinta menjadikannya Posesif /Menjadi Slave Nina
Tak terasa sudah hampir 1 bulan aku dalam sekapannya didalam kontrakan petak yang sempit. Hari demi hari tak ada yang berbeda, selalu pengulangan yang sama. Yang terlihat hanya itu itu saja, kamar tidur dan kamar mandi. Kegiatan tak ada yang berbeda, hanya makan tidur makan tidur. Segala daya dan upaya sudah kucoba untuk melepaskan diri, namun dia tak meninggalkan celah sedikitkun untuk aku kabur dan sampai saat ini belum berhasil, ooh my God kenapa ini terjadi padaku. Andai saja dulu aku terima cintanya mungkin ini tidak akan terjadi, aku sadar waktu itu aku mempermainkannya, hanya memanfaatkannya saja dan sampai akhirnya dia berbuat nekat seperti ini.
Jangankan untuk kabur, meninggalkan tempat tidur saja aku tak sanggup karena tubuhku terbungkus kain seperti kepompong yang diikat lagi di kaki dan badan serta diikatkan lagi ke pinggiran tempat tidur, ooh my god. Ntah kenapa akhir akhir ini kadang aku menikmati apa yang terjadi saat ini, dan sudah gak terlalu berusaha untuk kabur. Terkadang gairahku meningkat dan kemaluanku membesar, namun apa daya tanganku gak bisa menjangkau kemaluanku karena posisiku seperti mummy. Yang bisa kulakukan hanya menatap seisi ruangan dan jam dinding yang terus berjalan. Mulutku tersumpal sehingga tak bisa mengeluarkan suara apapun, entah apa yang ada didalam mulutku sampai aku ga bisa mengeluarkan suara. Mungkin seperti biasa, celana dalam dan saputangan yang ada didalam mulutku, aku sudah terbiasa dalam keadaanku seperti ini. Hampir satu bulan aku seperti ini bagaikan orang yang lumpuh total, akhir akhir ini aku jarang diberi kesempatan bicara, dia muak karena aku sering minta dan merayu untuk dilepaskan. Didalam renungan dan lamunanku Tak terasa kembali aku tertidur hingga Mba Nina pulang dan membangunkanku.
Nina: say bangun, jangan tidur aja napa
Ragil: mmmmmph
Nina: ayoo bangun say, aku bawa makanan, kita makan bareng yaaa.
R: (Ngangguk)
N: aku lepas ya kain yang ngiket kamu sama sumpalannya, tapi janji jangan teriak Oke
R:Mmmph
N:Okee, pasti kamu udah ngerti kan say
Nina melepas satu persatu ikatan dan balutan kain yang membelenggu, sampai sumpalan dimulutku dilepas sampai aku mau muntah. Aaaah lega rasanya mulutku sekarang sudah bebas, badanku sudah terlihat jelas namun masih ada yang mengikat di tangan dan kakiku. Ketika ikatan ditanganku dibuka perlahan, aku langsung ditengkurepkan dan ditindih, kemudian tanganku ditarik kebelakang, dengan cepat Nina mengikat tanganku kebelakang. Aku yang masih agak lemes tentu belum bisa melawan dan pasrah tanganku diikat kembali. Kain yang mengikat lututku dilepas juga, namun masih disisakan kain yang mengikat kaki diarea mata kakiku. Setelah selesai, aku disuruh bangun dari tempat tidur dan mengikutinya keruangan tengah, sambil meloncat loncat kuikuti dia.
Lalu aku minta ijin untuk pipis sebentar, setelah itu badanku yang telanjang bulat ditutupi oleh kain jarik yang melingkar seperti kemben. Akhirnya kami berdua makan malam bersama, suasana lebih santai sambil sesekali bercanda tawa. Meski masih terikat, aku rasa hari ini hari yang paling merdeka untukku sejak aku disekapnya. Suapan demi suapan aku telan, dia tersenyum manis, dan aku pun tersenyum membalasnya. Sedikit canda menghiasai suasana yang sepertinya romantis. Setelah selesai makan, Nina membuatkan kopi untuk kami berdua, waduuh senengnya akhirnya aku bisa minum kopi lagi. Dan satu lagi, Nina membawakanku sebungkus rokok, asiik udah lama gak ngeroko. Kopi dan rokok kunikmati meski sambil disuapi karena tanganku tetap diikat. Dan akhirnya setelah canda canda kami mulai mengobrol serius
R: Mba lepasin donk ikatannya, aku pengen megang rokok sama kopi niih
N:kamu tuuh yaah dibaikin sedikit udah minta lepas lagi
R:nggak kok, aku bukan minta dilepasin pergi, tapi iketannya doank, aku ga akan kabur mba, sumpah
N:bener niih?
R: sueeer
N: ahhh kamu itu sering bohong, ogaah aah. Nanti gimana kalo aku lengah, kamu malah ninju aku. Dari mana aku bisa yakin kamu ga macam macam. Udah tangan kamu tetap mba iket. Segini aja udah syukur kamu udah dikasih sedikit kelonggaran
R: Iya Maaf Mba
N:gini nih say, Mba udah resign dari kerjaan. Pesangon udah mba ambil, lumayan laah dapet ratusan juta. Mba juga punya tabungan, emas dan harta berharga lainnya, ditambah uang dan harta kamu yang pernah mba sita.
R:ooooh, kok berhenti kerja mba, kenapa?
N: seperti yang dulu pernah mba katakan, mba mau pindah tempat tinggal. Udah sumpek dikota, mba pengen tinggal di perkampungan. Mba udah beli rumah dari tabungan / pesangon. Daerahnya enak dipegunungan n harganya murah karena jauh dari kota. Sisanya mau mba depositokan, lumayan buat biaya hidup bisa dari deposito
R: kedaerah mana itu?
N: ke daerah xxxxxxxxxxxxxxxxxx
R:wooow bagus tuuuh, mba tinggal sama siapa, disana kan sepi?
N:Goblok, ya sama kamu laah. Mba bawa kamu sebagai teman hidup disana, tapi bukan seperti suami istri, kamu harus melayani mba okeee
R:kenapa ga sekalian aja statusnya sebagai suami istri aja mba seperti pasangan yang lain
N:haaah, yang bener? Dulu mba baik baik sama kamu, tapi kamu mempermainkanku. Aaah gw gak percaya apa ka loe, loe itu pembohong yang gak bisa dipercaya. Enak amat loe, pokoknya harus dibalik, loe yang harus melayani gw, dan tetep gw bakal ketat sama loe ngarti
R:mmmmmmhhh
N: ada yang mau diomongin lagi sebelum kamu mba sumpal mulutnya?
R: nggak mbak. Ngomong ngomong mba belanja apaan tuh diplastik, buat aku ya hehhe
N: iyaaa
R: apa itu mba, asiik asiiik (kayaknya isinya baju buatku, supaya kalo pindahan udah ada baju)
N:niih liat sendiri.hahahahhaa, isinya Saputangan 2 Lusin dan Jarik 1 Lusin. Khusus buatmu sayang. Sekarang kamu mangap, mba mau nyumpel kamu.
Dan akhirnya seperti biasa aku sudah terikat dan tersumpal, mba nina kemudian ganti baju hanya memakai tangtop dan tertidur disampingku. Karena seharian tadi aku tidur, aku gak bisa tidur niih. Akhirnya ngelamun lagi deeeh.
Duuuh liat mba nina, badannya masih bagus meski umur sudah diatas 30. Aku jadi kepengen, mba nina aku pengen niih dalam hati. Kok dia gak pernah megang anuku, apa dia itu lesbi, tapi kalo lesbi kenapa aku yang ditawan, aku kan cowo.
Masih dalam lamunanku, kembali aku terbesit untuk melarikan diri disaat besok pagi kami pindahan. Tapi gimana mau pindah ya, aku kan ga punya baju, masa aku keluar rumah telanjang atau Cuma pake jarik. Mungkin mba nina udah nyiapin baju buat ku, didalam lamunan tak terasa aku tertidur.
Aku dibangunkan oleh mba nina, perlakuan masih sama seperti sebelumnya, aku masih dimandiin dan tangan ku tak pernah lepas dari ikatan. Singkat cerita, kami mulai bersiap untuk pergi. Terdengar kabar, mba nina melelang semua barangnya, jadi kita pindahan Cuma bawa yang penting saja, sisanya dilelang ke orang lain. Aku mulai berpikir untuk kabur, tapi aku masih bingung dengan rencannaya Nina. Masih dalam terikat sumpalan mulut dilepasnya
R:mba kita pindah kapan?
N:sekarang say
R:terus Pindahannya pake apaan?
N:pake mobil sayang, mba udah beli mobil second
R:wooow, mobil apa mba?
N:sejenis sedan
R:sedan? Emang barangnya cukup?
N:nggak bawa barang say, berat donk. Nanti ditempat baru mba beli barang baru lagi. Kita Cuma bawa seperlunya aja, sisanya udah mba lelang
R:oooooh, iya juga ya jadi gak ribet
N:iya
R:terus bajuku mana mba?
N:baju? Kan bajumu udah mba buang semua bareng sama ijasah & KTP mu
R:terus nanti aku keluarnya gimana, telanjang donk, nanti orang orang liat?
N:hahahhaha, dasar bego kamu
R:bego apanya, bener donk
N:kalo kamu mba kasih baju, terus jalan bareng keluar menuju mobil, disitu kesempatanmu buat kabur. Mba ga sebodoh itu. Niih liat mba pegang apa
R: apa itu mba (sambil kaget dan ketakutan)
N:Ini Cloroform, mba akan bius kamu trus badan kamu yang terikat mba masukin kedalam koper. Beres kan, tau tau kamu udah nyampe dirumah baruku. Hahahahhahahahaa
R:hik hik hik
N:hahahhaa, jangan nangis cengeng, udah mba bilangin kamu bakal mba sekap seumur hidup sampe mba bosen, kalo dah bosen kamu bakal mba buang dan dikubur hidup hidup hahahahahhaah
Oooh tidak, ternyata dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, sudah tidak ada harapan lagi, sudah gak ada lagi yang bisa nolongin aku.
Tak lama kembali aku disumpal, mataku ditutup kain entah kain apa. Tanganku terikat kebelakang badanku diikat juga, kaki dan lutut diikat juga dan disatukan dengan badan sehingga membentuk posisi Hogtied. Aku sudah tak berdaya, mba nina mulai menuangkan cairan bius itu kesaputangan dan akhirnya aku dibekap dan tak bisa melawan. Aku merasa pusing antara sadar tak sadar, tapi sepertinya aku masih sadar hanya sudah lemas gak bisa ngapa ngapain. Terasa badanku dimasukan kedalam koper besar, kemudian koper itu ditutup. Terdengan suara kunci, aku rasa koper itu digembok dari luar. Dan akhirnya aku merasa koper beroda ini dibawa keluar, aku mendengar mba nina pamitan sama tetangga dan pemilik kontrakan, dan orang orang tersebut membantu membawa barang bawaannya termasuk koper ini. Mereka tidak tau didalam koper ini ada seorang korban penculikan yaitu aku, aku berusaha berteriak minta tolong, tapi tenagaku sudah tak ada karena efek obat bius, belum lagi seluruh badanku terikat erat hogtied serta mulutku disumpal kain dan diikat lagi. Aku masih mendengar orang orang mengantar mba nina, dan aku mendengar mesin mobil dinyalakan. Koper ini disimpan dijok belakang, itu yang kudengar dari orang orang. Dan akhirnya mobilpun melaju, tak lama kemudian mobil berhenti
Nina: heeei sayang, aku tau kamu sadar, karena bius itu Cuma melumpuhkanmu sementara. Sebentar lagi kamu akan siuman, tapi tetap ikatannya gak bakal bisa kamu kabur. Hahahhahahahahahah. Welcome to Your Deaam hahahhahahahaha



 ''

Sabtu, 21 Februari 2015

Budak Mba Nina Eps 2

Eps 2: PERSIAPAN MENJADI BUDAK MBA NINA

Lanjutan dari awal kisah yang sebagian kecil terinspirasi dari pengalaman pribadi.

setelah selesai aku tanda tangani surat pengunduran diri kerja, mba nina mengantarkannya ketempat kantorku. Mba nina bercerita ke bagian hrd tempatku bekerja kalau aku kecelakaan dan cacat permanen, dan surat pengunduran itu dikuasakan ke mba nina yang mengaku tantenya untuk dip roses. Sebagian teman kerjaku berniat untuk menjengukku, tapi mba nina menolak dan beralasan aku sudah ada dikampung yang jaraknya terlalu jauh. Singkat kata, uang pesangon dan lainnya sudah cair ke rekening mba nina.

Sedangkan surat pernyataan pengabdian sudah disimpan mba nina entah dimana yang intinya “Aku mengabdi untuk Nina Julaeha seumur hidupku tanpa ada tuntupan apapun dikemudian hari”. Tak terasa sudah satu minggu aku berada dalam sekapan mba nina, dan aku sering mendengar orang mencariku dengan mengetuk pintu kontrakan sebelah yang dulunya tempatku mengontrak, entah siapa, mungkin teman2ku atau saudaraku, sedangkan aku hanya anak yatim piatu, tidak ada ortu yang mencariku. Mba nina bercerita kepadaku

Nina: Ragil, tadi ada Tantemu nyariin kamu, aku bilang kamu sekarang sudah kerja di luar negeri, tanteku marah besar karena aku tidak pamitan sama tanteku dan tanteku ga akan nganggap kamu sebagai saudaranya lagi, begitu pula saudaramu yang lain. Hahahahaha, sekarang aman, sudah tidak ada lagi yang nyariin kamu.

Mba nina risih karena masih ada aja orang yang nyariin aku, akhirnya mba nina memutuskan untuk pindah kontrakan, katanya sih akan beli rumah atau apartemen. Aku rasa ketika proses pindah, disitu kesempatanku untuk kabur. Tapi aku juga bingung kalo kabur gimana caranya karena pakaianpun aku sudah tidak punya, apalagi uang. Mungkin aku mau nekad aja.
Setelah aku tanda tangani surat pernyataan itu, kini mba nina sangat baik, dan perhatian padaku, namun tetap aja setiap hari aku diikat kalo dia pergi kerja atu pergi kemana. Katanya aku masih belum boleh beraktifitas sampai kita berdua pindah karena mungkin takut kalo aku macam2 saat beraktifitas.

Selama satu minggu kegiatanku adalah:

Ketika subuh saat kita berdua bangun tidur, Mba nina membuka tali yang mengikatku dari kaki, badan sampai pundak. Mba nina butuh waktu agak lama untuk melepas tali itu, kemudian mba nina melepas jarik halus panjang yang membungkusku, ujung2 jarik yang diikat dilepas satu persatu hingga terbuka, jarik yang membedongku/ membungkusku ada 3 lembar, kembali mba nina butuh waktu untuk melepas ketiga jarik tersebut. Setelah dilepas semua jarik, tubuhku telanjang bulat, tapi masih ada tali yang mengikat tanganku kedepan, dan mengikat kakiku serta sumpalan dimulutku dan pampers dewasa di kemaluan ku. Kemudian entah scarf atau kerudung yang mengikat dan menutupi mulutku dilepas, jumlahnya ada 2 kain, setelah dilepas baru keliatan mulutku yang menganga, ternyata ada saputangan didalam mulutku. Mba nina mengambil 1 saputangan biru di mulutku yang agak basah dengan air liurku, kemudian mba nina mengambil saputangan hjau yang kedua di mulutku yang sudah basah dengan air liurku, dan yang terakhir mba nina memegang alat kejut listrik sambil berucap ”AWAS KALAU KAMU TERIAK LANGSUNG AKU SETRUM KAMU”, aku pun mengangguk dan mba nina mengambil kain terakhir dimulutku yang sangat basah dengan air liurku yang ternyata adalah celana dalam mba nina. Setiap hari, celana dalam mba nina yang kotor dan bau tidak langsung dicuci melainkan disumpalkan dulu kemulutku, rasanya aneh tapi sekarang aku mulai terbiasa menikmati celana dalam bekasnya. Sekarang tinggal tali yang mengikat kaki dan tanganku yang belum dilepas. Mba nina melanjutkannya dengan melepas tali di kakiku, kemudian melepas tali ditanganku. Setelah semuanya dilepas, dengan sigap kedua tanganku yang masih lemas di kebelakangkan dan diborgor. Setelah itu, aku digiring ke kamar mandi dan didudukan di WC duduk dengan tangan terborgol, mba nina memberikanku 2 botol besar air mineral dan memaksaku untuk menghabiskannya, supaya aku tidak dehidrasi. Botol pertama aku minum, dan botol kedua aku sudah kenyang, tapi mba nina memasukannya kemulutku supaya aku minum. Kalo sampai tumpah airnya, aku akan di maki maki. Setelah segar meminum air, mba nina menyuruhku untuk BAB dan meninggalkanku dikamar mandi selama 30 menit. Setelah 30 menit mba nina datang kembali dan menekan tombol di WC dan airpun membersihkan hajatku serta air mancurnya nyebokin pantatku. Akhirnya lega juga aku dikasih kesempatan BAB 1 kali sehari. Kemudian mba nina menggosok gigiku sampai bersih. Setelah itu borgolku dilepas, tanganku sekarang dirantai menjadi satu, kemudian rantai itu diikat keatas sehingga posisiku sekarang berdiri dengan tangan diatas, rantai itu ditarik lagi sehingga aku tergantung dan kakiku tidak menapak dilantai, aku ditinggal beberapa menit dengan posisi tergantung. Kemudian mba nina menyemprotkan air keseluruh baddanku, semprotannya sangat kencang, sakit juga dan akhirnya semprotannya dihentikan, tubuhku disabuni dan disampo kemudian dibilas kembali. Aku dibiarkan tergantung, bersama jemuran jemuran yang tergantung. Jemurannya sangat banyak, selain baju mba nina ada beberapa jarik, kerudung dan saputangan puluhan lembar bekas menyumpal mulutku.
Kalo ga salah aku hitung, aku menghabiskan 6  saputangan, 6 jarik, 6 kerudung untuk membekap dan menutup mataku, 2 pampers dalam satu hari.
Kemudian mba nina datang untuk mandi, ternyata badan mba nina walau janda masih sangat bagus, kulitnya pun putih bersih. Aku saksikan ketika dia mandi termasuk ketika dia BAB. Setelah mba nina bersiap dengan pakaian kerja, aku diturunkan setelah sejaman tergantung. Seperti biasa, tangan dan kakiku diikat, di bedong 3 jarik yang diikatkan ujung2nya, diikat tali lagi diluar jarik itu, mataku ditutup. Dan bagian yang salah satunya kusuka, aku disuapin, mungkin makanannya biasa aja, tapi sensasinya berbeda. Makanan itu membuatku bertahan dari pagi sampai malam ketika mba nina pulang kerja. Setelah selesai makan, seperti biasa disumpal celana dalamnya, dan 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku sampai mulutku menganga, diikat oleh 2 scarf dengan kencang sehingga tak mungkin aku mengeluarkannya. Kemudian mba nina mengetes dengan mencubit dan menggelitikku “MMMMppppph, mmmmmmppphh” hanya itu yang terdengar dengan suara kecil, kemudian tubuhku kembali diikatkan ke ujung dan samping ranjang agar aku tidak bisa berguling guling. Kemaluanku sudah sangat kencang, tapi aku tak bisa menggeseknya ke kasur karena terikat erat. Mba nina pun pamit sambil mencium pipi dan sumpalan dimulutku.
Mba Nina:”sayang, aku kerja dulu yaaa, jangan Nakal dan baik2 dirumah ya, puas2in yaa istirahatnya karena nanti setelah kita pindah dari kontrakan ini, kamu akan sibuk sayaang. Kamu akan jadi pembantuku, menyapu, nyuci, masak dll dan menjadi pemuasku serta pelampiasan amarahku, bye bye tawananku sayang muaaaach”

Mba nina pun pergi menutup pintu dan menguncinya, tinggalah aku seorang diri tanpa bisa melakukan apapun. Keinginanku untuk kabur masih ada, sambil memikirkan strategi pelarian ini. Jalan satu2nya adalah ketika pindahan dari kontrakan ini aku akan lari dan berteriak, gak mungkin ketika keluar rumah aku diikat dan disumpal pikirku karena pasti banyak orang yang melihat. Aku jalani kehidupanku ini sampai bulan depan kami pindahan.

Entah saat ini sudah jam berapa, aku beberapa kali mencoba melepaskan diri hingga keringatku bercucuran deras membasahi jarik ku, sampai akhirnya kembali aku menyerah karena aku kelelahan, mba nina memang sadis memperlakukanku seperti ini, hak hak ku sebagai manusia sudah terenggut, aku bersumpah kalau aku lepas, akan ku buat perhitungan dengannya. Karena lelah akupun tertidur entah berapa lama. Kembali aku terbangun, namun hanya gelap yang terlihat, tidak ada bedanya seperti tadi. Kenapa mba nina nggak punya rasa kasihan sedikitpun padaku. Terbesit dipikiranku untuk bunuh diri, daripada aku harus jadi budak seumur hidupku. Namun niat itu pun tak sanggup aku lakukan, sampai aku menangis dan lelah, kembali ku tertidur. Aku terbangun kembali, mungkin ini sudah sore karena perutku sudah lapar dan haus, tapi apalah daya hanya mengharapkan mba nina cepat pulang dan menyuapi ku makanan dan minuman serta mengganti pampersku meski ikatan tidak dilepas, hanya saputangan penyumpal ,celana dalam kotor penyumpal, jarik pembedong yang diganti.

Terkadang terdengar suara orang yang melewati kamarku, aku berusaha untuk berteriak minta tolong namun “mmmmmmmmpppph mmmmmmph ” suara kecil yang keluar. Aku rasa emang tidak ada gunanya usahaku, mba nina tidak meninggalkan celah sedikitpun untuk aku bisa kabur. Entah apa jadinya nanti kalo bener2 aku ditawan seumur hidup olehnya, bahkan katanya jika dia mati duluan, aku akan dikubur hidup2 disamping mayatnya. Apakah benar2 mba nina sangat mencintaiku sampai aku harus begini, yang ku tahu kalo seseorang cinta, apapun akan dilakukannya untuk membahagiakan pasangannya, bukan memperlakukan pasangannya sebagai tawanan. Mungkin cintanya buta atau karena takut kehilanganku karena berkali2 aku tolak cintanya karena mba nina terlalu tua bagiku. Hanya lamunan dan pemikiran yang bisa kulakukan sehari2, karena seluruh badanku sudah tidak beraktifitas disekap olehnya. Rasa lapar dan haus bercampur semakin besar, mungkin karena sudah berjam jam aku belum makan dan minum, boro boro bisa ngopi dan merokok, kebiasaan yang paling aku gemaripun sudah tidak pernah aku lakukan. Terkadang kemaluan ku terus tegang, entah mengapa ketika aku di sekap seperti ini, kemaluanku sering tegang, apa aku senang dengan seperti ini. Ya mungkin aku senang, tapi aku jg ga bisa terus seperti ini. Semakin tegang kemaluanku, hingga aku ingin Onani. Tapi apalah daya, tanganku yang terikat dan terbungkus tidak bisa menjangkaunya, aku benar2 tersiksa meski saat ini mba nina belum memukuliku.

Tak terasa waktu berjalan, aku mendengar suara pintu dibuka, entah siapa yang masuk dan ternyata Mba Nina sudah pulang kerja. Aku sangat senang ketika dia pulang, mungkin karena kesendirianku sudah berakhir untuk hari ini.

Mba Nina:Hallo tawananku sayang, apa kabar kamu hari ini
Aku: MMmmmmppph
Mba Nina:  Syukur, Kalo baik. Aku bawakan makanan buat kamu, pasti kamu lapar yaa
Aku:mmmmph

Mba nina segera membuka tutup mataku, dan terlihat muka mba nina yang masih berbayang bayang. Hanya dialah orang yang bisa aku lihat saat ini. Kemudian kain yang penyumpal dia lepaskan satu persatu, kainnya basah karena liurku, segera mba nina memberiku air melalui sedotan. Segar rasanya baru bisa minum. Tak lama kemudian, mba nina menciumi jidat ku, pipi ku dan mulutku, akhirnya aku balas ciuman dibibirku, akhirnya kami berdua saling cium dengan liar, mba nina menjambak rambutku dan mencakar cakarku. Kami berdua mulai tegang, namun hanya ciuman saja yang kami lakukan.

Aku: “Mba nina lepas jarikku donk, anuku udah tegang, ikatannya nggak apa apa gak dilepas juga”
Nina:Plaaaak “Lancang kamu ngatur ngatur aku, Cuuiiiiiih Cuiiih Cuiiih”

Mba Nina tiba2 marah dan meludahi mukaku kemudian menginjak mukaku, dan memasukan kakinya yang bau kemulutku hingga aku tersedak

Aku:”Maaf Maaf Maaf, Ampuuuun”
Akhirnya mba nina menghentikan siksaannya, bener2 sadis niih orang, Cuma minta gitu aja sampai murka.

Nina:”Gimana Rasanya Kakiku”
Aku: Karena Takut ”Enak Mba”
Nina:”Jadi Kamu Suka ya semua bagian tubuh aku”
Aku: “iyaaa”
Nina:”Bagus, sekarang Mba mau tes sampai dimana kamu nggak jijik sama aku, Buka Mulut Kamu. CUiiih Cuiih, Cuiih. Telan ludah ku. Awas kalo kamu keliatan jijik, aku sekap kamu di bak mandi semalaman”

Karena aku semakin takut, aku memaksakan menikmati ludahnya, apalagi  mba nina sedang flu berat, aku disuruh menelan lendirnya, setelah itu, dia mengeluarkan ingusnya, kembali dengan lahap aku telan ingusnya

Nina:”Bagus, apa komentar kamu??”
Aku:”maaf, apa ga jorok mba, apalagi mba nina lagi flu, nanti virusnya menyebar”
Plaaaaak, Plllllllaaaaak, Plllllaaaak 100 X
Aku:”Ampuuun, Maaf  100 X”
Nina:”apapun yang aku kasih padamu, kamu harus menjawab TERIMA KASIH, camkan itu baik baik”
Aku:baik mba, Terima kasih

RASA  perih dimukaku seperti terbakar, aku hanya bisa menahan rasa sakit karena tamparannya bertubi tubi.

Nina: “bagus, kelihatannya kamu sangat lelah dan lapar, seperti biasa aku akan menyuapin kamu makan, tapi bukan dengan sendok aku menyuapi mu“
Aku: “dengan tangan ya mba”
Nina:”nanti juga kamu tahu”

Kemudian mba nina membawa piring dan bersiap menyuapiku, entah apa menunya yang penting aku bisa makan karena sangat lapar. Ternyata gila, nasi dan sayurannya di masukan ke mulut mba nina, dikunyah kunyah sampai halus, dan GILAAAA, aku disuruh membuka mulutku, kemudian makanan di mulut mba nina dikeluarkan dan dimasukan kemulutku. Sempat aku menolak, namun karena mba nina melotot, terpaksa aku buka mulutku dan langsung aku telan makanan itu tanpa aku kunyah karena sudah dikunyah mba nina. Setiap suapan yang masuk dari mulutnya bercampur liurnya  ke mulutku membuat aku merinding dan menahan agar aku tidak mual. Suapan demi suapan berhasil aku habiskan makanan pemberian mba nina, begitu juga minumnya melalui perantara mulutnya mba nina.

Nina:”bagus, kamu beruntung karena kamu tak perlu mengunyah makanan ”
Aku:”Terima kasih mba nina”

Meskipun aku merasa jijik, tapi sekarang aku sudah kenyang. Namun entah apa lagi ide gila yang dia lakukan kepadaku, aku hanya pasrah saja menerima nasibku sekarang. Mba nina mengambil lakban perak dan menutup mulutku “MMMphhh”,  kemudian TV dinyalakan, akhirnya aku bisa nonton TV karena mataku tidak ditutup, sementara mba nina sedang membereskan rumah, nyuci, nyetrika dan lain2. Aku hanya bisa menunggu dan menonton TV selama 2 jam saja.

Kemudian mba nina bersiap untuk tidur dan mengajakku mengobrol. Lakban perak sudah dia lepaskan,  Untuk sesi ini aku dibebaskan untuk share, dan mba nina berjanji tak akan marah apapun yang aku ucapkan selama aku sopan. Mba nina melepaskan tali yang mengikat ke ujung2 ranjang yang mengikat tubuhku, sehingga aku dapat berguling guling.
Nina:”ragil, silahkan kamu mau share atau minta apa padaku, selama kamu sopan, mba janji gak akan marah”
Aku:”mba, bener aku bakal ditawan, sampai kapan?”
Nina:”betul, mungkin selamanya Gil!!!”
Aku:”Aku mohon mba, lepaskan aku, aku janji ga akan buat perhitungan apapun setelah aku dibebaskan”
Nina:”tidak bisa Gil”
Aku:”Apa Syaratnya supaya aku dibebaskan, apapun akan aku lakukan”
Nina:”Tidak ada Gil, berhentilah meminta dilepaskan aku berencana men tattoo badan kamu yang bertuliskan MILIK NINA JULAEHA. Kalo mau minta yang lain selain dibebaskan yaaa”

Mataku berkaca2 ketika mendengarkan pernyataannya, berarti hanya kabur ketika pindahan jalan terakhirku, kalo gagal, tamat laah semuanya, aku hanya jadi budak Hina tak berdaya, bahkan lebih sadis dari Vonis Hakim Hukuman seumur hidup.

Nina:”masih ada pertanyaan atau permintaan, kalo gak ada mba akan sumpel mulut kamu dan kita tiduur”
Aku:”baik mba, aku minta jangan Full diikat,mataku jangan ditutup, aku diijinin nonton TV, mulutku jangan disumpal karena aku minta diijinin makan dan minum sebelum mba pulang, dan aku diberi baju. Hanya pintu kontrakan saja yang dikunci, aku janji ga akan kabur mba”
Nina:”kalo baju, kamu kayaknya gak perlu pake baju, sebagai pengaman kamu nggak kabur. Tetep mba akan ikat kamu dan bungkus kamu pakai jarik. Mba setuju kalo mata kamu nggak ditutup, kamu boleh nonton TV, kalo mulut tetep mba sumpel supaya kamu ga berteriak, Cuma badan kamu gak akan mba iket ke ranjang, jadi kamu boleh berloncat loncat mengelilingi ruangan, atau mengintip keluar rumah di jendela, mba akan siapin lubang kecil. Oke ada lagi Gil?”
Aku:”cukup mba, teri makasih atas kebijaksanaannya”
Nina:”Oke Gil”

Sesuai Janji, Mba Nina Tidak Menutup mataku, namun seperti biasa celana dalam bekasnya ditambah 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku, dan diikat mulutku oleh 2 kerudung. Tak lupa mba nina menciumku dan memotret tubuhku dalam berbagai posisi, kemudian kami pun tidur, mba nina erat memeluk tubuhku. Hanya menunggu pagi, dan bulan depan ketika kami pindah kontrakan, disitulah aku akan kabur dari dia.


BERSAMBUNG KE EPISODE 3 “NINA THE NEW MISTRESS / PASRAH MENJADI BUDAK SETIA”

Sabtu, 01 Februari 2014

Budak Mba Nina Eps 1

Eps 1 - Awal Kisah

Kisah ini berawal dari pengalaman pribadiku, namun banyak yang aku rubah dari cerita ini.

Sebut saja namaku ragil, aku cowo bujangan berumur 23 th  memiliki penampilan yang lumayan dan rapi karena aku bekerja di perkantoran yang berada disalah satu tempat dijawa barat. Aku bukan asli daerah setempat oleh karena itu aku ngontrak disebuah kontrakan petak agar dekat dengan tempatku bekerja. Dikontrakanku ada banyak kamar2 untuk disewa yaitu berjumlah lebih dari 100 pintu yang tersedia untuk pengontrak, kebetulan kamarku berada diujung dan terpisah dari pengontraak lainnya, tetangga kamarku hanya ada 1 kamar saja. Lingkungan dikontrakan itu masing2 N cuek, mungkin karena kesibukan mereka bekerja. Semua penghuni kontrakan tersebut adalah buruh pabrik kecuali aku yang bekerja dikantoran meskipun kantorku sangat kecil. Daerah kontrakan memang dekat dengan kawasan industri maka gak heran kalo penghuninya buruh pabrik perantau yang ?äª jelas kapan mereka pulang dan pergi, lingkungan kontrakanku juga begitu bebas karena diisi oleh laki2 dan perempuan.

Stelah sekitar 6 bulan aku tinggal dikontrakan tersebut, tak banyak orang yang kukenal, paling cuma tegur sapa aja, biasanya perempuan penghuni kontrakan tersebut banyak yang menyapa saya, mungkin mereka tertarik pada saya karena saya rapi, bersih sebagaimana orang kantoran pada umumnya. Padahal untuk penghasilan saya masih kecil, untuk membeli motor aja Blm kebeli,aqu hanya jawab seperlunya coz aqu merasa malu kalo gabung sama mereka.

Karena letak kamarku berada diujung, aku harus berjalan melewati lorong2 yang terdiri dari banyak pintu kamar2 yang harus aku lewati, sering juga aqu digodain sama cewek yang lagi nimbrung, aqu blz hanya senyuman aja. Aku bekerja sampai hari jumat, sedangkan sabtu minggu aku habiskan dikontrakan, kegiatan di hari libur biasanya cuma beres2, nyuci, ngepel, setrika dll. Mau maen jg bingung mau kemana coz aku ?äª punya banyak teman, teman kantor ?äª banyak dan rata2 perempuan, jd mlz aku buat maen sama mereka, udah gt aku ?äª punya banyak uang karena gajiku kecil, mending buat aku tabung buat mudik pas lebaran.

Setelah 6 bulan saya tinggal dikontrakan tersebut, saya mulai kenal sama tetangga kamar saya yang berada dipinggir kamar saya. Sudah lama sih saya tau dia, tapi blm tau namanya, cma sekedar sapa, sebut aja namanya nina. Yang saya tau dia itu janda punya anak satu, tapi anaknya dititip di ortunya dikampung, dia berumur 35 th, mukanya sih biasa aja, tapi bodynya masih bagus, pantat bagus toket bagus kulit kuning langsat. Tapi jarang terlihat dandan coz dia buruh pabrik juga dengan kerja shift dan sangat sibuk. Awal kami mulai mengobrol ketika aku jemur pakaian didepan kontrakanku, dan dia pun baru selesai menjemur. Aku sapa
Aku "Ngejemur Bu?"
Dia : Iya mas, rajin banget cowok nyuci baju sendiri, gak ke laundry aja?
Aku: nggak aahh, belajar mandiri (padahal aku lagi bokek)
Dia: wah hebat
Aku : ah biasa aja, ibu sendiri gak kelaundry?
Dia: nggak ah, akukan cewe masa ?äª bisa nyuci baju. Jangan panggil ibu donk, jadi merasa tua, paggil aja Nina, nama kamu siapa mas?
Aku: Ragil, ah ?äª enak, masa panggil nama, aku panggil mbak nina aja ya?
Dia: terserah kamu deh mas


Setelah 3 blnan,Aku tau walaupun buruh pabrik, gaji dia tinggi coz sering lembur, makanya dia biayai hdp ku, gajiku selama bekerja ?äª pernah tersentuh sedikitpun, smua kebutuhanku dya yang penuhi, awalnya sih aku nolak, tapi dya maksa trz dan aku malah jadi keenakan, udah dibiayai, dicuciin bajunya dll. Aku tau dia bener2 suka sama aku sampai akhrinya, dia berani nembak aku blak2an. Sulit juga aku mengatakan penolakan ini, tapi aku harus nolak dya coz dyaaa bukan kriteria ku. Tentu saja alasan terbesar dia itu jauh lebih tua dan sudah punya anak sedangkan aku masih bujangan ting ting. Aku beralasan cuma menganggap dia sebagai kakak, tentu saja dia sangat kecewa terlihat dari raut wajahnya.

Meskipun sudah aku tolak dia masih trz biayai n ngurusin aku, aku bilang sama dia supaya ?äª usah lagi ngurusin aku, coz percuma kita ?äª akan jadian dengan kebaikan dya. Tapi dya tetep bersih keras pngn ngurusin n biayai aku, mungkin dya masih berusaha buat meluluhkan hatiku, yaudah bodo amat aah gimana dia, n urusanku gmana aku.

Dan sebetulnya aku baru saja sebulan punya pacar, cewe yang ku idam2kan, aku sangat cinta sama dia, n berniat untuk menikahinya. Ceweku benar2 cantik, baik pintar dan berpendidikan, jauh sekali sama mbak Nina yang cuma buruh pabrik. Pulang kerja sering aku ajak jalan sekedar untuk makan atau nonton, bahagia rasanya hatiku begitu juga cewe aku. Karena aku sering pulang malam, mbak nina pun menegur aku, knapa sering pulang malam, seribu alasan aku katakan. Knapa aku ?äª berani trus terang ya, padahal mbak nina bukan pacar aku. Hari minggu cewe ku ngajak jalan, ketika akan berangkat, mbak nina baru pulang Shift malam dan kitapun berpapasan didepan gerbang kontrakan, tentu saja mbak nina berusaha melarangku, dia ingin tau kemana aku pergi, kembali aku seribu alasan padanya. Setelah beberapa minggu, mbak ninapun mulai curiga padaku, kenapa aku sering pulang malam, malam minggu pergi, hari minggu keluar karena biasanya liburan aku hanya habiskan dikontrakan.


Ketika malam minggu, aku pulang sampai larut malam jalan2 sama ceweku, ternyata mba nina menunggu di kamarku, aku kaget melihat dia.

Dia: kenapa kamu kaget liat saya?
Aku: nggak, kaget aja mba
Dya: mba mau nanya, kamu baru dari mana? Kamu sekarang sering keluar malam gak lapor sama mba? Kamu ?äª hargain mba ya yang udah ngurusin kamu?
Aku:temenku ulang tahun mba makanya aku pulang larut malam
Dia: jangan bohong kamu, temenmu yang mana, saya tau siapa aja temen kamu (bentak mba nina)kalo kamu bener dan trus terang mba ?äª akan marah sama kamu dan pasti mba ijinkan.
Akupun agak sedikit emosi
Aku:Kenapa sih mba terlalu ngebatasin aku, mba itu bukan siapa2 aku !!!!!
Plaaaakkkk.... Tamparan keras melayang di pipiku sampai aku terjatuh, mungkin karena mba nina buruh pabrik sampai tenaganya sekeras itu
Dia: dasar lelaki tak tau diuntung....ngaku kamu, kamu jalan sama cewek kamu ya, mba curiga dan ikutin kemana kamu pergi
Aku:laah trus knapa kalo aku punya cewek, Mba ?äª punya hak ngelaarang aku, jangan mentang2 mba udah biayai n urusin aku, aku ga minta, mba sendiri yang Maksa

Plaaaaaaakkk,buuuuuggggg, aku ditampar dan ditinju sampai hidungku keluar darah,Aku gaak terima dengan perlakuan ini, aku bangkit dan akan memukul mba Nina, saat aku pukul dia, tanganku ditangkis dan kembali perutku ditendang dia sampai terjatuh. Baku hantampun terjadi dan anehnya aku kalah telak olehnya, mungkin karena dia terbiasa kerja berat sedangkan aku kerja hanya duduk2 saja didepan monitor. Setelah aku kehabisan tenaga, tanpa kasihan dia menyiksa dan memukuliku. Setiap aku mau bangkit dia memukul kepalaku sampai kepalaku dihajar gitar sampai gitarku hancur. Tak henti2nya dia memukul dan menginjak2 aku. Akhirnya aku memohon ampun supaya ?äª mukulin aku terus.
Aku: aduuuuh aduuuh ampuuun mba, ampuuuun
Dia: perkataanmu menyakitkan hatiku lebih parah dari sakit tubuhmu

Akhirnya mba nina berhenti memukulku karena aku hampir pingsan dan lemas, mukaku babak belur dan aku terus2an minta ampun. Kemudian dia kekamarnya dan membawa sehelai jarik yang biasa dia pakai sehari2 dirumah dan untuk selimut dia tidur. Aku tau dia banyak punya jarik, aku pun kaalo tidur sering diselimutin jariknya. Aku berpikir untuk apa dia bawa Kain jarik, ternyata kain itu diikatkan dikakiku. "Mba aku mau diapain?" "Diam kamu bentaknya" tentu saja aku tak bisa melawan karena aku sudah babak belur. Ternyata, sisa ikatannya dia tarik dan menyeretku keluar kamar. Amppuuuuun mba, terus menerus dia menyeretku keliling halaman depan kontrakanku. Setelah puas dia menyeretku, aku dibopongnya. Gila cewe ini kuat ngebopongku dengan mudahnya, ternyata aku dibawa kekamar kontrakannya. Setelah masuk, aku dilemparkan seperti barang, untung dilemparnya kekasur.

Ampuuun mba kuucapkan padanya
Dia: nggak ada ampun buat kamu, sudah cukup toleransiku, lebih baik aku membunuhmu daripada kamu milik orang lain, sudah terlalu banyak pengorbananku.

Dia mengambil gunting, dan akupun pasrah, aku pikir dia akan menusuku dengan gunting itu, ternyata dia menggunting smua pakaianku yang bersimbah darah hingga aku telanjang bulat. Sungguh malu aku telanjang didepannya karena belum pernah terjadi. Setelah aku telanjang bulat, kembali dia keluarkan beberapa helai kain jarik dilemarinya, tanganku diikat kebelakang. Hanya kain jarik yang menempel dibadanku, kembali aku dibopongnya, ternyata aku dibawa kekamar mandi dan aku dimasukan kedalam bak mandi, kepalaku di masukan kedalam air, setelah kira2 satu menit dia menjambak dan menarik kepalaku keluar. Sungguh tak berdayanya aku, aku habis dimaki2 olehnya, kembali aku ditenggelamkan sampai satu menit, begitu terus menerus aku disiksa. Mungkin sudah setengah jam aku sampai terbatuk2 samapai dia mengangkat tubuhku keluar dari bak.

Setelah itu aku ditidurkan dikamar mandi dan dia pun memandikanku, dari yang bau keringet campur darah samapai bersih dia menyabuniku. Setelah selesai aku digendongnya keluar kamar mandi menuju kamar tidurnya. Kain yang mengikat kaki tanganku dilepas " kulepas ikatanmu jangan melawan, kalo ?äª mau aku siksa lagi!!!" Aku hanya bilang "iya mba" sambil terseduh menangis kecil.

Aku ditidurkannya dikasurnya, dan dia mengambil banyak kain jarik, waduh apalagi ini, mudah2 aku ?äª disiksa lagi. "Ampun mba jangan siksa aku lagi, aaku mau diapain" kain batik panjang dia selimutkan ketubuh dari kaki hingga leher. Ujung2 dan tengah kain itu dia ikatkan, aku dibedong seperti bayi, rasanyasih enak, adeeem, tapi dia ikatkan lagi kain itu dari kaki, betis,perut, dadaku sehingga aku tak bisa menggerakan badanku.

Kemudian dia mengambil beberapa saputangan, 2 saputangan dia kepal sampai bulat. Aku tau pasti dia mau nyumpel mulutku, aku tahan mulutku sekuat tenaga, diapun takbisa memasukan 2 saputangan itu kedalam mulutku.namun dia menutup hidungku, mau ?äª mau aku buka mulut untuk ambil napas dan mmmmmmmppppppph, mulutku tersumpal, dia tambah kan lagi 2 atau 3 saputangan untuk mengikat mulutku sampai ?äª bisa keluar sumpalannya.

Mba nina pergi meninggalkanku dalam keadaan terikat tak berdaya di kontrakannya, katanya akan membeli makanan. Ketika dia pergi aku berusaha kabur, dan meninggalkan kontrakanku, tapi aku gagal, hanya bisa berguling2 sampai aku berkeringat dan kecapean. Setelah beberapa lama dia datang membawa makanan, dan dia melihatku berubah posisi, diapun marah "kamu coba2 kabur yaaaa?, masih pengen disiksa yaaa" aku geleng2kan kepala, dan teganya dia aku disetrum beberap kali... Mmmmmppph, mmmmmmmph, hanya itu yang keluar dari mulutku"Inget, jangan coba2 kabur" aku hanya bisa mengangguk. Kemudian sumpalan mulutku dibuka dan aku disuapinnya makanan, aku makan dengan lahap karena aku memang lapar, setelah makan aku dikasih minum dan gigiku digosok pake sikat gigi. Setelah selesai kembali mulutku disumpal. "Kamu tidur ya, mba juga mau tidur, besok kamu akan mba sidang, mba terlalu cinta sama kamu, jadi terpaksa mba paksa kamu jadi milik Mba, kamu akan mba kurung selamanya"

Lama kelamaan kamipun semakin akrab, aku hanya anggap dia kakak aja tempatku curhat, tapi kelihatannya dia suka sama aku. Aku berusaha menghindar, tapi susah juga, coz enak juga segala macam kerjaan rumah tangga aku, dia yang ngerjain, aku sering dimasakin, di beliin makanan,pulsa, baju dll. Serta dya begitu memperhatikan kesehatanku, slalu ngingetin makan, ngelarang makan2an yang ?äª sehat, yang paling males dia ngelarangku ngeroko, aku ngeroko ngumpet2 aja. Aku ?äª protes juga kalo dya terlalu ketat padaku, padahal dya bukan siapa2, aku nurut aja coz apa yang dia larang emang ?äª ada salahnya. Dya semakin sering kekamarku karena aku kasih kunci duplikatnya supaya dia bisa beres2 kamar saya.



Keesokannya di hari Minggu

Aku terbangun dari tidurku, betapa kagetnya aku karena semuanya gelap, aaku akan memanggil mba nina tapi hanya mmmmmmmpppppph yg keluar, ternyata aku ingat kalo mulutku masih disumpal dan mataku ditutup entah pake apa. Aku mulai berontak dan menggulingkan badanku, namun badanku sama sekali tak bergerak, aku rasa badanku diikat ke ujung2 tempat tidur. Kembali aku berontak, namun aku langsung berhenti karena ingat omongan mba nina, kalo ketauan aku berontak aku akan dihukum secara sadis.entaah jam berapa ini, yang jelas sudah satu jam kira2 aku terbangun, hanya gelap dan sunyi yang terasa. Gimana ya, kapan mba nina ngelepasinku, aku dah ga tahan pengen buang air besar dan kecil. Kemana ya mba nina pergi, apa aku ditinggalkan dalam keadaan begini sampe mati?
Akhirnya suara pintu terbuka, aku yakin itu mba nina masuk dan diapun menyapa"pagi tawananku sayang" mmmmmmph aku hanya bisa jawab seperti itu sambil berharap bisa dilepas karena aku mules mba nina ternyata membawa bungkusan besar yang entah apa isinya. "Sayang, aku buka tutup mata dan mulutmu ya, tapi janji jangan teriak atau langsung aku hantam mukamu pake palu" aku hanya bisa mengangguk. Akhirnya tutup mata dan mulutpun dibuka sambil aku terbatuk2. Langsung aku bicara,"Mba maaf, aku mules n pengen pipis, boleh dilepas dulu ga aku pengen ke toilet, nanti diikat lagi aja gpp mba"
Mba nina "goblog kamu, dari mana aku yakin kalo kulepas ikatanmu kamu ?äª kabur?" Aku berusaha sambil sumpah ?äª akan kabur, tapi tetep dya ?äª percaya. Akhirnya mba nina melepas satu persatu ikatan badn n bedongku. Tapi tangan ku dengan cepet diikat kebelakang dengan satu kain jariknya. Digiringnya aku ke toilet yang kebetulan wc nya wc duduk. Duduklah aku di wc duduk itu, namun mba nina enggan untuk pergi, dia bener2 ngawasi aku sambil membawa tongkat buat mukul aku kalo aku mau kabur. Setelah selesai, kembali mba nina mandiin aku. Duuuh nikmatnya dimandiin cw dalam hatiku, meskipun masih ada rasa takut dalam benaakku. Setelah selesai mba nina bawa aku  kekamar lagi, kembali kakiku diikat. Kali ini aku oleh tali yang dia ambil dari bungkusan itu dari mata kaki, lutut, tangan diikat kebelakang dan tali itu memutar keseluruh badanku. Ya ampun, bener2 aku dibuat ?äª berdaya. Aku disuapinnya makanan seadanya, setelah selesai makan, aku didudukan dikursi, dan kembali badan dan kakiku diikatkan kekursi itu dan dia pergi ntah kemana,dan . Sekitar 2 jam dia pergi namun aku masih mendengar suaranya ada diluar dan terdengar beberapa suara laki2, entah apa yang dia lakukan. Tak lama kemudiaan dia pun datang dengan banyak keringat di mukan dan badannya, kemudian dia memperlihatkan keteknya yang basah padaku, apa maksud yaaa. Ternyata keteknyaa ditempelkaan di hidungku, terpaksa aku menghirup bau asem ketek mba nina selama beberapa menit. Pusing sekali aku mencium bau asem itu
Nina: "kamu harus membiasakan bau ini karena ini belum apa-apa. Sekarang jilati ketekku" Bentaknya, akupun terpaksa jilaati keteknya yang asin.
Setelah selesai persidangan pun akan dimulai, dia duduk didepanku, kali ini aku tetap terikat tapi mulutku tidak disumpal

Nina:"ragil,aku kesepian, aku butuh teman hidup, dan kamulah yang ku pilih sebagai teman hidupku,pelayanku, termasuk tempat untuk nafsuku. Kontrakan sebelah tempat kamu tinggal, sekarang aku kosongkan, tapi tetap aku sewa supaya ?äª ada orang lain disekitaarku.barang2mu sudah aku jual dan aku borongkan ke oraang lain. Ijasah mu sudah aku bakar karena kamu ?äª memerlukannya lagi, tabunganmu pun sudah aku buang setelah aku kosongkan rekeningmu yang aku transfer ke rekeningku, sekarang kamu sudah gapunya apa2 ragil hahahhaahhaha"
Aku kaget mendengarnya, ijasahku , barang2 dan uangku selama aku bekerja habis sudah.
Aku:"mba tega sekali sembari aku menangis kecil, separah itukaah hukuman kepada ku"
Nina: "Itu belum apa2 ragil."
Mba nina memperlihatkan isi bungkusan yang dia beli, ada banyak sekali isinya dan itu semua milikku. Hanya itu yang aku miliki didunia ini kata mba nina. Aku kurang paham apa kegunaan barang itu, setelah dijelaskan mba nina aku sekarang tau yaitu perlatan bdam. Isinya antara lain yaitu macam2 ballgag,collar, macam2 bitgag, macam2 rantai, borgol,cambuk,jilbab,lipstik, bedak,scarf,titit palsu, tali tali, jarik, saputangan, krangkeng anjing dll masih banyak lagi. Jadi aku hanya boleh memakai barang itu sehari2nya. Aku hanya pasrah melihat itu semua.
Nina:"aku siapkan 2 surat yang harus kaamu tanda tangan. Yang pertama adalah surat pengunduran diri dari tempat kerjamu, besok aku antarkan kekantormu. Yang kedua adalah surat pernyataan mengabdi padaku yang point2nya sangat banyak. Aku terinspirasi temanku ragil yang punya seekor budak yang dia culik hahahaha.". Ikatan tanganku dilepas supaya aku bisa tanda tangani kedua surat itu diatas materei. Setelah selesai menandatangan, dia simpan surat itu, dan inilah akhir dari karirku dikantor itu. Sekarang aku bekerja sebagai budak Mba Nina

To Be Continue