Sabtu, 21 Februari 2015

Budak Mba Nina Eps 2

Eps 2: PERSIAPAN MENJADI BUDAK MBA NINA

Lanjutan dari awal kisah yang sebagian kecil terinspirasi dari pengalaman pribadi.

setelah selesai aku tanda tangani surat pengunduran diri kerja, mba nina mengantarkannya ketempat kantorku. Mba nina bercerita ke bagian hrd tempatku bekerja kalau aku kecelakaan dan cacat permanen, dan surat pengunduran itu dikuasakan ke mba nina yang mengaku tantenya untuk dip roses. Sebagian teman kerjaku berniat untuk menjengukku, tapi mba nina menolak dan beralasan aku sudah ada dikampung yang jaraknya terlalu jauh. Singkat kata, uang pesangon dan lainnya sudah cair ke rekening mba nina.

Sedangkan surat pernyataan pengabdian sudah disimpan mba nina entah dimana yang intinya “Aku mengabdi untuk Nina Julaeha seumur hidupku tanpa ada tuntupan apapun dikemudian hari”. Tak terasa sudah satu minggu aku berada dalam sekapan mba nina, dan aku sering mendengar orang mencariku dengan mengetuk pintu kontrakan sebelah yang dulunya tempatku mengontrak, entah siapa, mungkin teman2ku atau saudaraku, sedangkan aku hanya anak yatim piatu, tidak ada ortu yang mencariku. Mba nina bercerita kepadaku

Nina: Ragil, tadi ada Tantemu nyariin kamu, aku bilang kamu sekarang sudah kerja di luar negeri, tanteku marah besar karena aku tidak pamitan sama tanteku dan tanteku ga akan nganggap kamu sebagai saudaranya lagi, begitu pula saudaramu yang lain. Hahahahaha, sekarang aman, sudah tidak ada lagi yang nyariin kamu.

Mba nina risih karena masih ada aja orang yang nyariin aku, akhirnya mba nina memutuskan untuk pindah kontrakan, katanya sih akan beli rumah atau apartemen. Aku rasa ketika proses pindah, disitu kesempatanku untuk kabur. Tapi aku juga bingung kalo kabur gimana caranya karena pakaianpun aku sudah tidak punya, apalagi uang. Mungkin aku mau nekad aja.
Setelah aku tanda tangani surat pernyataan itu, kini mba nina sangat baik, dan perhatian padaku, namun tetap aja setiap hari aku diikat kalo dia pergi kerja atu pergi kemana. Katanya aku masih belum boleh beraktifitas sampai kita berdua pindah karena mungkin takut kalo aku macam2 saat beraktifitas.

Selama satu minggu kegiatanku adalah:

Ketika subuh saat kita berdua bangun tidur, Mba nina membuka tali yang mengikatku dari kaki, badan sampai pundak. Mba nina butuh waktu agak lama untuk melepas tali itu, kemudian mba nina melepas jarik halus panjang yang membungkusku, ujung2 jarik yang diikat dilepas satu persatu hingga terbuka, jarik yang membedongku/ membungkusku ada 3 lembar, kembali mba nina butuh waktu untuk melepas ketiga jarik tersebut. Setelah dilepas semua jarik, tubuhku telanjang bulat, tapi masih ada tali yang mengikat tanganku kedepan, dan mengikat kakiku serta sumpalan dimulutku dan pampers dewasa di kemaluan ku. Kemudian entah scarf atau kerudung yang mengikat dan menutupi mulutku dilepas, jumlahnya ada 2 kain, setelah dilepas baru keliatan mulutku yang menganga, ternyata ada saputangan didalam mulutku. Mba nina mengambil 1 saputangan biru di mulutku yang agak basah dengan air liurku, kemudian mba nina mengambil saputangan hjau yang kedua di mulutku yang sudah basah dengan air liurku, dan yang terakhir mba nina memegang alat kejut listrik sambil berucap ”AWAS KALAU KAMU TERIAK LANGSUNG AKU SETRUM KAMU”, aku pun mengangguk dan mba nina mengambil kain terakhir dimulutku yang sangat basah dengan air liurku yang ternyata adalah celana dalam mba nina. Setiap hari, celana dalam mba nina yang kotor dan bau tidak langsung dicuci melainkan disumpalkan dulu kemulutku, rasanya aneh tapi sekarang aku mulai terbiasa menikmati celana dalam bekasnya. Sekarang tinggal tali yang mengikat kaki dan tanganku yang belum dilepas. Mba nina melanjutkannya dengan melepas tali di kakiku, kemudian melepas tali ditanganku. Setelah semuanya dilepas, dengan sigap kedua tanganku yang masih lemas di kebelakangkan dan diborgor. Setelah itu, aku digiring ke kamar mandi dan didudukan di WC duduk dengan tangan terborgol, mba nina memberikanku 2 botol besar air mineral dan memaksaku untuk menghabiskannya, supaya aku tidak dehidrasi. Botol pertama aku minum, dan botol kedua aku sudah kenyang, tapi mba nina memasukannya kemulutku supaya aku minum. Kalo sampai tumpah airnya, aku akan di maki maki. Setelah segar meminum air, mba nina menyuruhku untuk BAB dan meninggalkanku dikamar mandi selama 30 menit. Setelah 30 menit mba nina datang kembali dan menekan tombol di WC dan airpun membersihkan hajatku serta air mancurnya nyebokin pantatku. Akhirnya lega juga aku dikasih kesempatan BAB 1 kali sehari. Kemudian mba nina menggosok gigiku sampai bersih. Setelah itu borgolku dilepas, tanganku sekarang dirantai menjadi satu, kemudian rantai itu diikat keatas sehingga posisiku sekarang berdiri dengan tangan diatas, rantai itu ditarik lagi sehingga aku tergantung dan kakiku tidak menapak dilantai, aku ditinggal beberapa menit dengan posisi tergantung. Kemudian mba nina menyemprotkan air keseluruh baddanku, semprotannya sangat kencang, sakit juga dan akhirnya semprotannya dihentikan, tubuhku disabuni dan disampo kemudian dibilas kembali. Aku dibiarkan tergantung, bersama jemuran jemuran yang tergantung. Jemurannya sangat banyak, selain baju mba nina ada beberapa jarik, kerudung dan saputangan puluhan lembar bekas menyumpal mulutku.
Kalo ga salah aku hitung, aku menghabiskan 6  saputangan, 6 jarik, 6 kerudung untuk membekap dan menutup mataku, 2 pampers dalam satu hari.
Kemudian mba nina datang untuk mandi, ternyata badan mba nina walau janda masih sangat bagus, kulitnya pun putih bersih. Aku saksikan ketika dia mandi termasuk ketika dia BAB. Setelah mba nina bersiap dengan pakaian kerja, aku diturunkan setelah sejaman tergantung. Seperti biasa, tangan dan kakiku diikat, di bedong 3 jarik yang diikatkan ujung2nya, diikat tali lagi diluar jarik itu, mataku ditutup. Dan bagian yang salah satunya kusuka, aku disuapin, mungkin makanannya biasa aja, tapi sensasinya berbeda. Makanan itu membuatku bertahan dari pagi sampai malam ketika mba nina pulang kerja. Setelah selesai makan, seperti biasa disumpal celana dalamnya, dan 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku sampai mulutku menganga, diikat oleh 2 scarf dengan kencang sehingga tak mungkin aku mengeluarkannya. Kemudian mba nina mengetes dengan mencubit dan menggelitikku “MMMMppppph, mmmmmmppphh” hanya itu yang terdengar dengan suara kecil, kemudian tubuhku kembali diikatkan ke ujung dan samping ranjang agar aku tidak bisa berguling guling. Kemaluanku sudah sangat kencang, tapi aku tak bisa menggeseknya ke kasur karena terikat erat. Mba nina pun pamit sambil mencium pipi dan sumpalan dimulutku.
Mba Nina:”sayang, aku kerja dulu yaaa, jangan Nakal dan baik2 dirumah ya, puas2in yaa istirahatnya karena nanti setelah kita pindah dari kontrakan ini, kamu akan sibuk sayaang. Kamu akan jadi pembantuku, menyapu, nyuci, masak dll dan menjadi pemuasku serta pelampiasan amarahku, bye bye tawananku sayang muaaaach”

Mba nina pun pergi menutup pintu dan menguncinya, tinggalah aku seorang diri tanpa bisa melakukan apapun. Keinginanku untuk kabur masih ada, sambil memikirkan strategi pelarian ini. Jalan satu2nya adalah ketika pindahan dari kontrakan ini aku akan lari dan berteriak, gak mungkin ketika keluar rumah aku diikat dan disumpal pikirku karena pasti banyak orang yang melihat. Aku jalani kehidupanku ini sampai bulan depan kami pindahan.

Entah saat ini sudah jam berapa, aku beberapa kali mencoba melepaskan diri hingga keringatku bercucuran deras membasahi jarik ku, sampai akhirnya kembali aku menyerah karena aku kelelahan, mba nina memang sadis memperlakukanku seperti ini, hak hak ku sebagai manusia sudah terenggut, aku bersumpah kalau aku lepas, akan ku buat perhitungan dengannya. Karena lelah akupun tertidur entah berapa lama. Kembali aku terbangun, namun hanya gelap yang terlihat, tidak ada bedanya seperti tadi. Kenapa mba nina nggak punya rasa kasihan sedikitpun padaku. Terbesit dipikiranku untuk bunuh diri, daripada aku harus jadi budak seumur hidupku. Namun niat itu pun tak sanggup aku lakukan, sampai aku menangis dan lelah, kembali ku tertidur. Aku terbangun kembali, mungkin ini sudah sore karena perutku sudah lapar dan haus, tapi apalah daya hanya mengharapkan mba nina cepat pulang dan menyuapi ku makanan dan minuman serta mengganti pampersku meski ikatan tidak dilepas, hanya saputangan penyumpal ,celana dalam kotor penyumpal, jarik pembedong yang diganti.

Terkadang terdengar suara orang yang melewati kamarku, aku berusaha untuk berteriak minta tolong namun “mmmmmmmmpppph mmmmmmph ” suara kecil yang keluar. Aku rasa emang tidak ada gunanya usahaku, mba nina tidak meninggalkan celah sedikitpun untuk aku bisa kabur. Entah apa jadinya nanti kalo bener2 aku ditawan seumur hidup olehnya, bahkan katanya jika dia mati duluan, aku akan dikubur hidup2 disamping mayatnya. Apakah benar2 mba nina sangat mencintaiku sampai aku harus begini, yang ku tahu kalo seseorang cinta, apapun akan dilakukannya untuk membahagiakan pasangannya, bukan memperlakukan pasangannya sebagai tawanan. Mungkin cintanya buta atau karena takut kehilanganku karena berkali2 aku tolak cintanya karena mba nina terlalu tua bagiku. Hanya lamunan dan pemikiran yang bisa kulakukan sehari2, karena seluruh badanku sudah tidak beraktifitas disekap olehnya. Rasa lapar dan haus bercampur semakin besar, mungkin karena sudah berjam jam aku belum makan dan minum, boro boro bisa ngopi dan merokok, kebiasaan yang paling aku gemaripun sudah tidak pernah aku lakukan. Terkadang kemaluan ku terus tegang, entah mengapa ketika aku di sekap seperti ini, kemaluanku sering tegang, apa aku senang dengan seperti ini. Ya mungkin aku senang, tapi aku jg ga bisa terus seperti ini. Semakin tegang kemaluanku, hingga aku ingin Onani. Tapi apalah daya, tanganku yang terikat dan terbungkus tidak bisa menjangkaunya, aku benar2 tersiksa meski saat ini mba nina belum memukuliku.

Tak terasa waktu berjalan, aku mendengar suara pintu dibuka, entah siapa yang masuk dan ternyata Mba Nina sudah pulang kerja. Aku sangat senang ketika dia pulang, mungkin karena kesendirianku sudah berakhir untuk hari ini.

Mba Nina:Hallo tawananku sayang, apa kabar kamu hari ini
Aku: MMmmmmppph
Mba Nina:  Syukur, Kalo baik. Aku bawakan makanan buat kamu, pasti kamu lapar yaa
Aku:mmmmph

Mba nina segera membuka tutup mataku, dan terlihat muka mba nina yang masih berbayang bayang. Hanya dialah orang yang bisa aku lihat saat ini. Kemudian kain yang penyumpal dia lepaskan satu persatu, kainnya basah karena liurku, segera mba nina memberiku air melalui sedotan. Segar rasanya baru bisa minum. Tak lama kemudian, mba nina menciumi jidat ku, pipi ku dan mulutku, akhirnya aku balas ciuman dibibirku, akhirnya kami berdua saling cium dengan liar, mba nina menjambak rambutku dan mencakar cakarku. Kami berdua mulai tegang, namun hanya ciuman saja yang kami lakukan.

Aku: “Mba nina lepas jarikku donk, anuku udah tegang, ikatannya nggak apa apa gak dilepas juga”
Nina:Plaaaak “Lancang kamu ngatur ngatur aku, Cuuiiiiiih Cuiiih Cuiiih”

Mba Nina tiba2 marah dan meludahi mukaku kemudian menginjak mukaku, dan memasukan kakinya yang bau kemulutku hingga aku tersedak

Aku:”Maaf Maaf Maaf, Ampuuuun”
Akhirnya mba nina menghentikan siksaannya, bener2 sadis niih orang, Cuma minta gitu aja sampai murka.

Nina:”Gimana Rasanya Kakiku”
Aku: Karena Takut ”Enak Mba”
Nina:”Jadi Kamu Suka ya semua bagian tubuh aku”
Aku: “iyaaa”
Nina:”Bagus, sekarang Mba mau tes sampai dimana kamu nggak jijik sama aku, Buka Mulut Kamu. CUiiih Cuiih, Cuiih. Telan ludah ku. Awas kalo kamu keliatan jijik, aku sekap kamu di bak mandi semalaman”

Karena aku semakin takut, aku memaksakan menikmati ludahnya, apalagi  mba nina sedang flu berat, aku disuruh menelan lendirnya, setelah itu, dia mengeluarkan ingusnya, kembali dengan lahap aku telan ingusnya

Nina:”Bagus, apa komentar kamu??”
Aku:”maaf, apa ga jorok mba, apalagi mba nina lagi flu, nanti virusnya menyebar”
Plaaaaak, Plllllllaaaaak, Plllllaaaak 100 X
Aku:”Ampuuun, Maaf  100 X”
Nina:”apapun yang aku kasih padamu, kamu harus menjawab TERIMA KASIH, camkan itu baik baik”
Aku:baik mba, Terima kasih

RASA  perih dimukaku seperti terbakar, aku hanya bisa menahan rasa sakit karena tamparannya bertubi tubi.

Nina: “bagus, kelihatannya kamu sangat lelah dan lapar, seperti biasa aku akan menyuapin kamu makan, tapi bukan dengan sendok aku menyuapi mu“
Aku: “dengan tangan ya mba”
Nina:”nanti juga kamu tahu”

Kemudian mba nina membawa piring dan bersiap menyuapiku, entah apa menunya yang penting aku bisa makan karena sangat lapar. Ternyata gila, nasi dan sayurannya di masukan ke mulut mba nina, dikunyah kunyah sampai halus, dan GILAAAA, aku disuruh membuka mulutku, kemudian makanan di mulut mba nina dikeluarkan dan dimasukan kemulutku. Sempat aku menolak, namun karena mba nina melotot, terpaksa aku buka mulutku dan langsung aku telan makanan itu tanpa aku kunyah karena sudah dikunyah mba nina. Setiap suapan yang masuk dari mulutnya bercampur liurnya  ke mulutku membuat aku merinding dan menahan agar aku tidak mual. Suapan demi suapan berhasil aku habiskan makanan pemberian mba nina, begitu juga minumnya melalui perantara mulutnya mba nina.

Nina:”bagus, kamu beruntung karena kamu tak perlu mengunyah makanan ”
Aku:”Terima kasih mba nina”

Meskipun aku merasa jijik, tapi sekarang aku sudah kenyang. Namun entah apa lagi ide gila yang dia lakukan kepadaku, aku hanya pasrah saja menerima nasibku sekarang. Mba nina mengambil lakban perak dan menutup mulutku “MMMphhh”,  kemudian TV dinyalakan, akhirnya aku bisa nonton TV karena mataku tidak ditutup, sementara mba nina sedang membereskan rumah, nyuci, nyetrika dan lain2. Aku hanya bisa menunggu dan menonton TV selama 2 jam saja.

Kemudian mba nina bersiap untuk tidur dan mengajakku mengobrol. Lakban perak sudah dia lepaskan,  Untuk sesi ini aku dibebaskan untuk share, dan mba nina berjanji tak akan marah apapun yang aku ucapkan selama aku sopan. Mba nina melepaskan tali yang mengikat ke ujung2 ranjang yang mengikat tubuhku, sehingga aku dapat berguling guling.
Nina:”ragil, silahkan kamu mau share atau minta apa padaku, selama kamu sopan, mba janji gak akan marah”
Aku:”mba, bener aku bakal ditawan, sampai kapan?”
Nina:”betul, mungkin selamanya Gil!!!”
Aku:”Aku mohon mba, lepaskan aku, aku janji ga akan buat perhitungan apapun setelah aku dibebaskan”
Nina:”tidak bisa Gil”
Aku:”Apa Syaratnya supaya aku dibebaskan, apapun akan aku lakukan”
Nina:”Tidak ada Gil, berhentilah meminta dilepaskan aku berencana men tattoo badan kamu yang bertuliskan MILIK NINA JULAEHA. Kalo mau minta yang lain selain dibebaskan yaaa”

Mataku berkaca2 ketika mendengarkan pernyataannya, berarti hanya kabur ketika pindahan jalan terakhirku, kalo gagal, tamat laah semuanya, aku hanya jadi budak Hina tak berdaya, bahkan lebih sadis dari Vonis Hakim Hukuman seumur hidup.

Nina:”masih ada pertanyaan atau permintaan, kalo gak ada mba akan sumpel mulut kamu dan kita tiduur”
Aku:”baik mba, aku minta jangan Full diikat,mataku jangan ditutup, aku diijinin nonton TV, mulutku jangan disumpal karena aku minta diijinin makan dan minum sebelum mba pulang, dan aku diberi baju. Hanya pintu kontrakan saja yang dikunci, aku janji ga akan kabur mba”
Nina:”kalo baju, kamu kayaknya gak perlu pake baju, sebagai pengaman kamu nggak kabur. Tetep mba akan ikat kamu dan bungkus kamu pakai jarik. Mba setuju kalo mata kamu nggak ditutup, kamu boleh nonton TV, kalo mulut tetep mba sumpel supaya kamu ga berteriak, Cuma badan kamu gak akan mba iket ke ranjang, jadi kamu boleh berloncat loncat mengelilingi ruangan, atau mengintip keluar rumah di jendela, mba akan siapin lubang kecil. Oke ada lagi Gil?”
Aku:”cukup mba, teri makasih atas kebijaksanaannya”
Nina:”Oke Gil”

Sesuai Janji, Mba Nina Tidak Menutup mataku, namun seperti biasa celana dalam bekasnya ditambah 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku, dan diikat mulutku oleh 2 kerudung. Tak lupa mba nina menciumku dan memotret tubuhku dalam berbagai posisi, kemudian kami pun tidur, mba nina erat memeluk tubuhku. Hanya menunggu pagi, dan bulan depan ketika kami pindah kontrakan, disitulah aku akan kabur dari dia.


BERSAMBUNG KE EPISODE 3 “NINA THE NEW MISTRESS / PASRAH MENJADI BUDAK SETIA”