Sabtu, 28 November 2015

Episode 4 Training

Setelah sekian lama aku berusaha meronta didalam koper dalam keadaan terikat hogtied dan tersumpal, akhirnya aku tertidur karena kelelahan. setelah perjalanan yang cukup jauh sampailah kami didaerah pegunungan yang sejuk dan sepi, mobil kami sampai disebuah rumah besar dengan dinding yang tinggi, tampak seperti villa namu sangat luas. mobilpun berhenti, mba nina keluar dari mobil dan meninggalkanku didalam mobil. mba nina memencet bel, dan tak lama si pemilik rumah datang, keluarlah wanita cantik setengah baya badan, sipemilik rumah itu ternyata adalah warga negara asing dengan rambut pirang. cukup lama mereka mengobrol, yang intinya adalah kontrak untuk pelatihan slave, hanya orang orang tertentu saja yang tau praktek ini, dan mba nina mendapatkan referensi dari temannya yang sudah memiliki beberapa slave dirumahnya. wanita itu bernama janet

Janet : Hallo nama saya Janet, ada yang bisa dibantu (dengan logat khas orang eropa)
Nina : saya nina, a334570 (merupakan kata sandi yang diberikan oleh temannya supaya bisa dilayani)
Janet: ooooh, oke, anda mau training slave ya, untuk siapa?
Nina: saya tau tempat ini dari mira teman saya, slave dia adalah lulusan sini
Janet: ooh ya Mira, dia punya 3 slave, 1 laki laki, 2 perempuan lulus dengan predikat memuaskan
Nina: hahaha, seperti kuliah ya
Janet: tentu, disini juga ada jurusan dan tingkatan seperti S1 dan D3, kami sudah terakreditasi karena ada lembaga rahasia yang mengaturnya. Slave milik mira sudah lupa ingatan semua, dia hanya hidup untuk mengabdi pada majikannya
Nina: Wow Keren, berapa lama pelatihannya disini?
Janet: minimal 1 tahun, ada yang sudah 5 tahun belum lulus, tergantung si slavenya
Nina: waah, lama banget ya? ga bisa lebih cepet dikit?
Janet: baik bu nina, saya jelaskan dulu ya syarat dan ketentuannya

1. pemilik slave wajib menandatangani tunduk kepada aturan lembaga ini
2. membayar biaya pelatihan sebesar Rp..... / bulan
3. lama program minimal 1 tahun, bisa lulus lebih namun biaya tetap 1 tahun
4. apabila 1 tahun belum lulus, maka akan di tambah 1 tahun dst sampai dinyatakan lulus
5. pemilik dilarang membawa pulang slave sebelum lulus karena akan berakibat fatal
6. apabila pemilik menunggak pembayaran selama 1 bulan slave akan disita
7. pelatih bebas melakukan apapun kepada slave
8
9
Dst

Nina: waah banyak banget ya aturannya
Janet: iya bu, disini sangat ketat, gimana bu masih minat menyekolahkan slavenya disini, kalau tidak juga gak apa apa
Nina: disini banyak siswanya?
Janet: kami hanya menerima 20 orang saja bu supaya lebih fokus, kalo sudah penuh ya harus nunggu sampai ada yang lulus, atau slavenya ada yang disita. Kebanyakan slave perempuan dijadikan pembantu atau pemuas nafsu, slave lelaki biasanya dikirim oleh istrinya supaya bisa merebut hartanya dan dia nikah lagi

Nina; Oke saya setuju
Janet: oke, tanda tangan disini

Kemudian, nina menunjukan slavenya yang ada dimobil, koper dibuka aku digotong menuju halaman villa dan diturunkan ketanah dalam keadaan terikat, kemudian mba nina memberikan sejumlah uang dan meninggalkan aku bersama perempuan bule itu

Bersambung

Sabtu, 07 Maret 2015

Budak Mba Nina Eps 3

Eps 3: Akibat terlalu cinta menjadikannya Posesif /Menjadi Slave Nina
Tak terasa sudah hampir 1 bulan aku dalam sekapannya didalam kontrakan petak yang sempit. Hari demi hari tak ada yang berbeda, selalu pengulangan yang sama. Yang terlihat hanya itu itu saja, kamar tidur dan kamar mandi. Kegiatan tak ada yang berbeda, hanya makan tidur makan tidur. Segala daya dan upaya sudah kucoba untuk melepaskan diri, namun dia tak meninggalkan celah sedikitkun untuk aku kabur dan sampai saat ini belum berhasil, ooh my God kenapa ini terjadi padaku. Andai saja dulu aku terima cintanya mungkin ini tidak akan terjadi, aku sadar waktu itu aku mempermainkannya, hanya memanfaatkannya saja dan sampai akhirnya dia berbuat nekat seperti ini.
Jangankan untuk kabur, meninggalkan tempat tidur saja aku tak sanggup karena tubuhku terbungkus kain seperti kepompong yang diikat lagi di kaki dan badan serta diikatkan lagi ke pinggiran tempat tidur, ooh my god. Ntah kenapa akhir akhir ini kadang aku menikmati apa yang terjadi saat ini, dan sudah gak terlalu berusaha untuk kabur. Terkadang gairahku meningkat dan kemaluanku membesar, namun apa daya tanganku gak bisa menjangkau kemaluanku karena posisiku seperti mummy. Yang bisa kulakukan hanya menatap seisi ruangan dan jam dinding yang terus berjalan. Mulutku tersumpal sehingga tak bisa mengeluarkan suara apapun, entah apa yang ada didalam mulutku sampai aku ga bisa mengeluarkan suara. Mungkin seperti biasa, celana dalam dan saputangan yang ada didalam mulutku, aku sudah terbiasa dalam keadaanku seperti ini. Hampir satu bulan aku seperti ini bagaikan orang yang lumpuh total, akhir akhir ini aku jarang diberi kesempatan bicara, dia muak karena aku sering minta dan merayu untuk dilepaskan. Didalam renungan dan lamunanku Tak terasa kembali aku tertidur hingga Mba Nina pulang dan membangunkanku.
Nina: say bangun, jangan tidur aja napa
Ragil: mmmmmph
Nina: ayoo bangun say, aku bawa makanan, kita makan bareng yaaa.
R: (Ngangguk)
N: aku lepas ya kain yang ngiket kamu sama sumpalannya, tapi janji jangan teriak Oke
R:Mmmph
N:Okee, pasti kamu udah ngerti kan say
Nina melepas satu persatu ikatan dan balutan kain yang membelenggu, sampai sumpalan dimulutku dilepas sampai aku mau muntah. Aaaah lega rasanya mulutku sekarang sudah bebas, badanku sudah terlihat jelas namun masih ada yang mengikat di tangan dan kakiku. Ketika ikatan ditanganku dibuka perlahan, aku langsung ditengkurepkan dan ditindih, kemudian tanganku ditarik kebelakang, dengan cepat Nina mengikat tanganku kebelakang. Aku yang masih agak lemes tentu belum bisa melawan dan pasrah tanganku diikat kembali. Kain yang mengikat lututku dilepas juga, namun masih disisakan kain yang mengikat kaki diarea mata kakiku. Setelah selesai, aku disuruh bangun dari tempat tidur dan mengikutinya keruangan tengah, sambil meloncat loncat kuikuti dia.
Lalu aku minta ijin untuk pipis sebentar, setelah itu badanku yang telanjang bulat ditutupi oleh kain jarik yang melingkar seperti kemben. Akhirnya kami berdua makan malam bersama, suasana lebih santai sambil sesekali bercanda tawa. Meski masih terikat, aku rasa hari ini hari yang paling merdeka untukku sejak aku disekapnya. Suapan demi suapan aku telan, dia tersenyum manis, dan aku pun tersenyum membalasnya. Sedikit canda menghiasai suasana yang sepertinya romantis. Setelah selesai makan, Nina membuatkan kopi untuk kami berdua, waduuh senengnya akhirnya aku bisa minum kopi lagi. Dan satu lagi, Nina membawakanku sebungkus rokok, asiik udah lama gak ngeroko. Kopi dan rokok kunikmati meski sambil disuapi karena tanganku tetap diikat. Dan akhirnya setelah canda canda kami mulai mengobrol serius
R: Mba lepasin donk ikatannya, aku pengen megang rokok sama kopi niih
N:kamu tuuh yaah dibaikin sedikit udah minta lepas lagi
R:nggak kok, aku bukan minta dilepasin pergi, tapi iketannya doank, aku ga akan kabur mba, sumpah
N:bener niih?
R: sueeer
N: ahhh kamu itu sering bohong, ogaah aah. Nanti gimana kalo aku lengah, kamu malah ninju aku. Dari mana aku bisa yakin kamu ga macam macam. Udah tangan kamu tetap mba iket. Segini aja udah syukur kamu udah dikasih sedikit kelonggaran
R: Iya Maaf Mba
N:gini nih say, Mba udah resign dari kerjaan. Pesangon udah mba ambil, lumayan laah dapet ratusan juta. Mba juga punya tabungan, emas dan harta berharga lainnya, ditambah uang dan harta kamu yang pernah mba sita.
R:ooooh, kok berhenti kerja mba, kenapa?
N: seperti yang dulu pernah mba katakan, mba mau pindah tempat tinggal. Udah sumpek dikota, mba pengen tinggal di perkampungan. Mba udah beli rumah dari tabungan / pesangon. Daerahnya enak dipegunungan n harganya murah karena jauh dari kota. Sisanya mau mba depositokan, lumayan buat biaya hidup bisa dari deposito
R: kedaerah mana itu?
N: ke daerah xxxxxxxxxxxxxxxxxx
R:wooow bagus tuuuh, mba tinggal sama siapa, disana kan sepi?
N:Goblok, ya sama kamu laah. Mba bawa kamu sebagai teman hidup disana, tapi bukan seperti suami istri, kamu harus melayani mba okeee
R:kenapa ga sekalian aja statusnya sebagai suami istri aja mba seperti pasangan yang lain
N:haaah, yang bener? Dulu mba baik baik sama kamu, tapi kamu mempermainkanku. Aaah gw gak percaya apa ka loe, loe itu pembohong yang gak bisa dipercaya. Enak amat loe, pokoknya harus dibalik, loe yang harus melayani gw, dan tetep gw bakal ketat sama loe ngarti
R:mmmmmmhhh
N: ada yang mau diomongin lagi sebelum kamu mba sumpal mulutnya?
R: nggak mbak. Ngomong ngomong mba belanja apaan tuh diplastik, buat aku ya hehhe
N: iyaaa
R: apa itu mba, asiik asiiik (kayaknya isinya baju buatku, supaya kalo pindahan udah ada baju)
N:niih liat sendiri.hahahahhaa, isinya Saputangan 2 Lusin dan Jarik 1 Lusin. Khusus buatmu sayang. Sekarang kamu mangap, mba mau nyumpel kamu.
Dan akhirnya seperti biasa aku sudah terikat dan tersumpal, mba nina kemudian ganti baju hanya memakai tangtop dan tertidur disampingku. Karena seharian tadi aku tidur, aku gak bisa tidur niih. Akhirnya ngelamun lagi deeeh.
Duuuh liat mba nina, badannya masih bagus meski umur sudah diatas 30. Aku jadi kepengen, mba nina aku pengen niih dalam hati. Kok dia gak pernah megang anuku, apa dia itu lesbi, tapi kalo lesbi kenapa aku yang ditawan, aku kan cowo.
Masih dalam lamunanku, kembali aku terbesit untuk melarikan diri disaat besok pagi kami pindahan. Tapi gimana mau pindah ya, aku kan ga punya baju, masa aku keluar rumah telanjang atau Cuma pake jarik. Mungkin mba nina udah nyiapin baju buat ku, didalam lamunan tak terasa aku tertidur.
Aku dibangunkan oleh mba nina, perlakuan masih sama seperti sebelumnya, aku masih dimandiin dan tangan ku tak pernah lepas dari ikatan. Singkat cerita, kami mulai bersiap untuk pergi. Terdengar kabar, mba nina melelang semua barangnya, jadi kita pindahan Cuma bawa yang penting saja, sisanya dilelang ke orang lain. Aku mulai berpikir untuk kabur, tapi aku masih bingung dengan rencannaya Nina. Masih dalam terikat sumpalan mulut dilepasnya
R:mba kita pindah kapan?
N:sekarang say
R:terus Pindahannya pake apaan?
N:pake mobil sayang, mba udah beli mobil second
R:wooow, mobil apa mba?
N:sejenis sedan
R:sedan? Emang barangnya cukup?
N:nggak bawa barang say, berat donk. Nanti ditempat baru mba beli barang baru lagi. Kita Cuma bawa seperlunya aja, sisanya udah mba lelang
R:oooooh, iya juga ya jadi gak ribet
N:iya
R:terus bajuku mana mba?
N:baju? Kan bajumu udah mba buang semua bareng sama ijasah & KTP mu
R:terus nanti aku keluarnya gimana, telanjang donk, nanti orang orang liat?
N:hahahhaha, dasar bego kamu
R:bego apanya, bener donk
N:kalo kamu mba kasih baju, terus jalan bareng keluar menuju mobil, disitu kesempatanmu buat kabur. Mba ga sebodoh itu. Niih liat mba pegang apa
R: apa itu mba (sambil kaget dan ketakutan)
N:Ini Cloroform, mba akan bius kamu trus badan kamu yang terikat mba masukin kedalam koper. Beres kan, tau tau kamu udah nyampe dirumah baruku. Hahahahhahahahaa
R:hik hik hik
N:hahahhaa, jangan nangis cengeng, udah mba bilangin kamu bakal mba sekap seumur hidup sampe mba bosen, kalo dah bosen kamu bakal mba buang dan dikubur hidup hidup hahahahahhaah
Oooh tidak, ternyata dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, sudah tidak ada harapan lagi, sudah gak ada lagi yang bisa nolongin aku.
Tak lama kembali aku disumpal, mataku ditutup kain entah kain apa. Tanganku terikat kebelakang badanku diikat juga, kaki dan lutut diikat juga dan disatukan dengan badan sehingga membentuk posisi Hogtied. Aku sudah tak berdaya, mba nina mulai menuangkan cairan bius itu kesaputangan dan akhirnya aku dibekap dan tak bisa melawan. Aku merasa pusing antara sadar tak sadar, tapi sepertinya aku masih sadar hanya sudah lemas gak bisa ngapa ngapain. Terasa badanku dimasukan kedalam koper besar, kemudian koper itu ditutup. Terdengan suara kunci, aku rasa koper itu digembok dari luar. Dan akhirnya aku merasa koper beroda ini dibawa keluar, aku mendengar mba nina pamitan sama tetangga dan pemilik kontrakan, dan orang orang tersebut membantu membawa barang bawaannya termasuk koper ini. Mereka tidak tau didalam koper ini ada seorang korban penculikan yaitu aku, aku berusaha berteriak minta tolong, tapi tenagaku sudah tak ada karena efek obat bius, belum lagi seluruh badanku terikat erat hogtied serta mulutku disumpal kain dan diikat lagi. Aku masih mendengar orang orang mengantar mba nina, dan aku mendengar mesin mobil dinyalakan. Koper ini disimpan dijok belakang, itu yang kudengar dari orang orang. Dan akhirnya mobilpun melaju, tak lama kemudian mobil berhenti
Nina: heeei sayang, aku tau kamu sadar, karena bius itu Cuma melumpuhkanmu sementara. Sebentar lagi kamu akan siuman, tapi tetap ikatannya gak bakal bisa kamu kabur. Hahahhahahahahahah. Welcome to Your Deaam hahahhahahahaha



 ''

Sabtu, 21 Februari 2015

Budak Mba Nina Eps 2

Eps 2: PERSIAPAN MENJADI BUDAK MBA NINA

Lanjutan dari awal kisah yang sebagian kecil terinspirasi dari pengalaman pribadi.

setelah selesai aku tanda tangani surat pengunduran diri kerja, mba nina mengantarkannya ketempat kantorku. Mba nina bercerita ke bagian hrd tempatku bekerja kalau aku kecelakaan dan cacat permanen, dan surat pengunduran itu dikuasakan ke mba nina yang mengaku tantenya untuk dip roses. Sebagian teman kerjaku berniat untuk menjengukku, tapi mba nina menolak dan beralasan aku sudah ada dikampung yang jaraknya terlalu jauh. Singkat kata, uang pesangon dan lainnya sudah cair ke rekening mba nina.

Sedangkan surat pernyataan pengabdian sudah disimpan mba nina entah dimana yang intinya “Aku mengabdi untuk Nina Julaeha seumur hidupku tanpa ada tuntupan apapun dikemudian hari”. Tak terasa sudah satu minggu aku berada dalam sekapan mba nina, dan aku sering mendengar orang mencariku dengan mengetuk pintu kontrakan sebelah yang dulunya tempatku mengontrak, entah siapa, mungkin teman2ku atau saudaraku, sedangkan aku hanya anak yatim piatu, tidak ada ortu yang mencariku. Mba nina bercerita kepadaku

Nina: Ragil, tadi ada Tantemu nyariin kamu, aku bilang kamu sekarang sudah kerja di luar negeri, tanteku marah besar karena aku tidak pamitan sama tanteku dan tanteku ga akan nganggap kamu sebagai saudaranya lagi, begitu pula saudaramu yang lain. Hahahahaha, sekarang aman, sudah tidak ada lagi yang nyariin kamu.

Mba nina risih karena masih ada aja orang yang nyariin aku, akhirnya mba nina memutuskan untuk pindah kontrakan, katanya sih akan beli rumah atau apartemen. Aku rasa ketika proses pindah, disitu kesempatanku untuk kabur. Tapi aku juga bingung kalo kabur gimana caranya karena pakaianpun aku sudah tidak punya, apalagi uang. Mungkin aku mau nekad aja.
Setelah aku tanda tangani surat pernyataan itu, kini mba nina sangat baik, dan perhatian padaku, namun tetap aja setiap hari aku diikat kalo dia pergi kerja atu pergi kemana. Katanya aku masih belum boleh beraktifitas sampai kita berdua pindah karena mungkin takut kalo aku macam2 saat beraktifitas.

Selama satu minggu kegiatanku adalah:

Ketika subuh saat kita berdua bangun tidur, Mba nina membuka tali yang mengikatku dari kaki, badan sampai pundak. Mba nina butuh waktu agak lama untuk melepas tali itu, kemudian mba nina melepas jarik halus panjang yang membungkusku, ujung2 jarik yang diikat dilepas satu persatu hingga terbuka, jarik yang membedongku/ membungkusku ada 3 lembar, kembali mba nina butuh waktu untuk melepas ketiga jarik tersebut. Setelah dilepas semua jarik, tubuhku telanjang bulat, tapi masih ada tali yang mengikat tanganku kedepan, dan mengikat kakiku serta sumpalan dimulutku dan pampers dewasa di kemaluan ku. Kemudian entah scarf atau kerudung yang mengikat dan menutupi mulutku dilepas, jumlahnya ada 2 kain, setelah dilepas baru keliatan mulutku yang menganga, ternyata ada saputangan didalam mulutku. Mba nina mengambil 1 saputangan biru di mulutku yang agak basah dengan air liurku, kemudian mba nina mengambil saputangan hjau yang kedua di mulutku yang sudah basah dengan air liurku, dan yang terakhir mba nina memegang alat kejut listrik sambil berucap ”AWAS KALAU KAMU TERIAK LANGSUNG AKU SETRUM KAMU”, aku pun mengangguk dan mba nina mengambil kain terakhir dimulutku yang sangat basah dengan air liurku yang ternyata adalah celana dalam mba nina. Setiap hari, celana dalam mba nina yang kotor dan bau tidak langsung dicuci melainkan disumpalkan dulu kemulutku, rasanya aneh tapi sekarang aku mulai terbiasa menikmati celana dalam bekasnya. Sekarang tinggal tali yang mengikat kaki dan tanganku yang belum dilepas. Mba nina melanjutkannya dengan melepas tali di kakiku, kemudian melepas tali ditanganku. Setelah semuanya dilepas, dengan sigap kedua tanganku yang masih lemas di kebelakangkan dan diborgor. Setelah itu, aku digiring ke kamar mandi dan didudukan di WC duduk dengan tangan terborgol, mba nina memberikanku 2 botol besar air mineral dan memaksaku untuk menghabiskannya, supaya aku tidak dehidrasi. Botol pertama aku minum, dan botol kedua aku sudah kenyang, tapi mba nina memasukannya kemulutku supaya aku minum. Kalo sampai tumpah airnya, aku akan di maki maki. Setelah segar meminum air, mba nina menyuruhku untuk BAB dan meninggalkanku dikamar mandi selama 30 menit. Setelah 30 menit mba nina datang kembali dan menekan tombol di WC dan airpun membersihkan hajatku serta air mancurnya nyebokin pantatku. Akhirnya lega juga aku dikasih kesempatan BAB 1 kali sehari. Kemudian mba nina menggosok gigiku sampai bersih. Setelah itu borgolku dilepas, tanganku sekarang dirantai menjadi satu, kemudian rantai itu diikat keatas sehingga posisiku sekarang berdiri dengan tangan diatas, rantai itu ditarik lagi sehingga aku tergantung dan kakiku tidak menapak dilantai, aku ditinggal beberapa menit dengan posisi tergantung. Kemudian mba nina menyemprotkan air keseluruh baddanku, semprotannya sangat kencang, sakit juga dan akhirnya semprotannya dihentikan, tubuhku disabuni dan disampo kemudian dibilas kembali. Aku dibiarkan tergantung, bersama jemuran jemuran yang tergantung. Jemurannya sangat banyak, selain baju mba nina ada beberapa jarik, kerudung dan saputangan puluhan lembar bekas menyumpal mulutku.
Kalo ga salah aku hitung, aku menghabiskan 6  saputangan, 6 jarik, 6 kerudung untuk membekap dan menutup mataku, 2 pampers dalam satu hari.
Kemudian mba nina datang untuk mandi, ternyata badan mba nina walau janda masih sangat bagus, kulitnya pun putih bersih. Aku saksikan ketika dia mandi termasuk ketika dia BAB. Setelah mba nina bersiap dengan pakaian kerja, aku diturunkan setelah sejaman tergantung. Seperti biasa, tangan dan kakiku diikat, di bedong 3 jarik yang diikatkan ujung2nya, diikat tali lagi diluar jarik itu, mataku ditutup. Dan bagian yang salah satunya kusuka, aku disuapin, mungkin makanannya biasa aja, tapi sensasinya berbeda. Makanan itu membuatku bertahan dari pagi sampai malam ketika mba nina pulang kerja. Setelah selesai makan, seperti biasa disumpal celana dalamnya, dan 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku sampai mulutku menganga, diikat oleh 2 scarf dengan kencang sehingga tak mungkin aku mengeluarkannya. Kemudian mba nina mengetes dengan mencubit dan menggelitikku “MMMMppppph, mmmmmmppphh” hanya itu yang terdengar dengan suara kecil, kemudian tubuhku kembali diikatkan ke ujung dan samping ranjang agar aku tidak bisa berguling guling. Kemaluanku sudah sangat kencang, tapi aku tak bisa menggeseknya ke kasur karena terikat erat. Mba nina pun pamit sambil mencium pipi dan sumpalan dimulutku.
Mba Nina:”sayang, aku kerja dulu yaaa, jangan Nakal dan baik2 dirumah ya, puas2in yaa istirahatnya karena nanti setelah kita pindah dari kontrakan ini, kamu akan sibuk sayaang. Kamu akan jadi pembantuku, menyapu, nyuci, masak dll dan menjadi pemuasku serta pelampiasan amarahku, bye bye tawananku sayang muaaaach”

Mba nina pun pergi menutup pintu dan menguncinya, tinggalah aku seorang diri tanpa bisa melakukan apapun. Keinginanku untuk kabur masih ada, sambil memikirkan strategi pelarian ini. Jalan satu2nya adalah ketika pindahan dari kontrakan ini aku akan lari dan berteriak, gak mungkin ketika keluar rumah aku diikat dan disumpal pikirku karena pasti banyak orang yang melihat. Aku jalani kehidupanku ini sampai bulan depan kami pindahan.

Entah saat ini sudah jam berapa, aku beberapa kali mencoba melepaskan diri hingga keringatku bercucuran deras membasahi jarik ku, sampai akhirnya kembali aku menyerah karena aku kelelahan, mba nina memang sadis memperlakukanku seperti ini, hak hak ku sebagai manusia sudah terenggut, aku bersumpah kalau aku lepas, akan ku buat perhitungan dengannya. Karena lelah akupun tertidur entah berapa lama. Kembali aku terbangun, namun hanya gelap yang terlihat, tidak ada bedanya seperti tadi. Kenapa mba nina nggak punya rasa kasihan sedikitpun padaku. Terbesit dipikiranku untuk bunuh diri, daripada aku harus jadi budak seumur hidupku. Namun niat itu pun tak sanggup aku lakukan, sampai aku menangis dan lelah, kembali ku tertidur. Aku terbangun kembali, mungkin ini sudah sore karena perutku sudah lapar dan haus, tapi apalah daya hanya mengharapkan mba nina cepat pulang dan menyuapi ku makanan dan minuman serta mengganti pampersku meski ikatan tidak dilepas, hanya saputangan penyumpal ,celana dalam kotor penyumpal, jarik pembedong yang diganti.

Terkadang terdengar suara orang yang melewati kamarku, aku berusaha untuk berteriak minta tolong namun “mmmmmmmmpppph mmmmmmph ” suara kecil yang keluar. Aku rasa emang tidak ada gunanya usahaku, mba nina tidak meninggalkan celah sedikitpun untuk aku bisa kabur. Entah apa jadinya nanti kalo bener2 aku ditawan seumur hidup olehnya, bahkan katanya jika dia mati duluan, aku akan dikubur hidup2 disamping mayatnya. Apakah benar2 mba nina sangat mencintaiku sampai aku harus begini, yang ku tahu kalo seseorang cinta, apapun akan dilakukannya untuk membahagiakan pasangannya, bukan memperlakukan pasangannya sebagai tawanan. Mungkin cintanya buta atau karena takut kehilanganku karena berkali2 aku tolak cintanya karena mba nina terlalu tua bagiku. Hanya lamunan dan pemikiran yang bisa kulakukan sehari2, karena seluruh badanku sudah tidak beraktifitas disekap olehnya. Rasa lapar dan haus bercampur semakin besar, mungkin karena sudah berjam jam aku belum makan dan minum, boro boro bisa ngopi dan merokok, kebiasaan yang paling aku gemaripun sudah tidak pernah aku lakukan. Terkadang kemaluan ku terus tegang, entah mengapa ketika aku di sekap seperti ini, kemaluanku sering tegang, apa aku senang dengan seperti ini. Ya mungkin aku senang, tapi aku jg ga bisa terus seperti ini. Semakin tegang kemaluanku, hingga aku ingin Onani. Tapi apalah daya, tanganku yang terikat dan terbungkus tidak bisa menjangkaunya, aku benar2 tersiksa meski saat ini mba nina belum memukuliku.

Tak terasa waktu berjalan, aku mendengar suara pintu dibuka, entah siapa yang masuk dan ternyata Mba Nina sudah pulang kerja. Aku sangat senang ketika dia pulang, mungkin karena kesendirianku sudah berakhir untuk hari ini.

Mba Nina:Hallo tawananku sayang, apa kabar kamu hari ini
Aku: MMmmmmppph
Mba Nina:  Syukur, Kalo baik. Aku bawakan makanan buat kamu, pasti kamu lapar yaa
Aku:mmmmph

Mba nina segera membuka tutup mataku, dan terlihat muka mba nina yang masih berbayang bayang. Hanya dialah orang yang bisa aku lihat saat ini. Kemudian kain yang penyumpal dia lepaskan satu persatu, kainnya basah karena liurku, segera mba nina memberiku air melalui sedotan. Segar rasanya baru bisa minum. Tak lama kemudian, mba nina menciumi jidat ku, pipi ku dan mulutku, akhirnya aku balas ciuman dibibirku, akhirnya kami berdua saling cium dengan liar, mba nina menjambak rambutku dan mencakar cakarku. Kami berdua mulai tegang, namun hanya ciuman saja yang kami lakukan.

Aku: “Mba nina lepas jarikku donk, anuku udah tegang, ikatannya nggak apa apa gak dilepas juga”
Nina:Plaaaak “Lancang kamu ngatur ngatur aku, Cuuiiiiiih Cuiiih Cuiiih”

Mba Nina tiba2 marah dan meludahi mukaku kemudian menginjak mukaku, dan memasukan kakinya yang bau kemulutku hingga aku tersedak

Aku:”Maaf Maaf Maaf, Ampuuuun”
Akhirnya mba nina menghentikan siksaannya, bener2 sadis niih orang, Cuma minta gitu aja sampai murka.

Nina:”Gimana Rasanya Kakiku”
Aku: Karena Takut ”Enak Mba”
Nina:”Jadi Kamu Suka ya semua bagian tubuh aku”
Aku: “iyaaa”
Nina:”Bagus, sekarang Mba mau tes sampai dimana kamu nggak jijik sama aku, Buka Mulut Kamu. CUiiih Cuiih, Cuiih. Telan ludah ku. Awas kalo kamu keliatan jijik, aku sekap kamu di bak mandi semalaman”

Karena aku semakin takut, aku memaksakan menikmati ludahnya, apalagi  mba nina sedang flu berat, aku disuruh menelan lendirnya, setelah itu, dia mengeluarkan ingusnya, kembali dengan lahap aku telan ingusnya

Nina:”Bagus, apa komentar kamu??”
Aku:”maaf, apa ga jorok mba, apalagi mba nina lagi flu, nanti virusnya menyebar”
Plaaaaak, Plllllllaaaaak, Plllllaaaak 100 X
Aku:”Ampuuun, Maaf  100 X”
Nina:”apapun yang aku kasih padamu, kamu harus menjawab TERIMA KASIH, camkan itu baik baik”
Aku:baik mba, Terima kasih

RASA  perih dimukaku seperti terbakar, aku hanya bisa menahan rasa sakit karena tamparannya bertubi tubi.

Nina: “bagus, kelihatannya kamu sangat lelah dan lapar, seperti biasa aku akan menyuapin kamu makan, tapi bukan dengan sendok aku menyuapi mu“
Aku: “dengan tangan ya mba”
Nina:”nanti juga kamu tahu”

Kemudian mba nina membawa piring dan bersiap menyuapiku, entah apa menunya yang penting aku bisa makan karena sangat lapar. Ternyata gila, nasi dan sayurannya di masukan ke mulut mba nina, dikunyah kunyah sampai halus, dan GILAAAA, aku disuruh membuka mulutku, kemudian makanan di mulut mba nina dikeluarkan dan dimasukan kemulutku. Sempat aku menolak, namun karena mba nina melotot, terpaksa aku buka mulutku dan langsung aku telan makanan itu tanpa aku kunyah karena sudah dikunyah mba nina. Setiap suapan yang masuk dari mulutnya bercampur liurnya  ke mulutku membuat aku merinding dan menahan agar aku tidak mual. Suapan demi suapan berhasil aku habiskan makanan pemberian mba nina, begitu juga minumnya melalui perantara mulutnya mba nina.

Nina:”bagus, kamu beruntung karena kamu tak perlu mengunyah makanan ”
Aku:”Terima kasih mba nina”

Meskipun aku merasa jijik, tapi sekarang aku sudah kenyang. Namun entah apa lagi ide gila yang dia lakukan kepadaku, aku hanya pasrah saja menerima nasibku sekarang. Mba nina mengambil lakban perak dan menutup mulutku “MMMphhh”,  kemudian TV dinyalakan, akhirnya aku bisa nonton TV karena mataku tidak ditutup, sementara mba nina sedang membereskan rumah, nyuci, nyetrika dan lain2. Aku hanya bisa menunggu dan menonton TV selama 2 jam saja.

Kemudian mba nina bersiap untuk tidur dan mengajakku mengobrol. Lakban perak sudah dia lepaskan,  Untuk sesi ini aku dibebaskan untuk share, dan mba nina berjanji tak akan marah apapun yang aku ucapkan selama aku sopan. Mba nina melepaskan tali yang mengikat ke ujung2 ranjang yang mengikat tubuhku, sehingga aku dapat berguling guling.
Nina:”ragil, silahkan kamu mau share atau minta apa padaku, selama kamu sopan, mba janji gak akan marah”
Aku:”mba, bener aku bakal ditawan, sampai kapan?”
Nina:”betul, mungkin selamanya Gil!!!”
Aku:”Aku mohon mba, lepaskan aku, aku janji ga akan buat perhitungan apapun setelah aku dibebaskan”
Nina:”tidak bisa Gil”
Aku:”Apa Syaratnya supaya aku dibebaskan, apapun akan aku lakukan”
Nina:”Tidak ada Gil, berhentilah meminta dilepaskan aku berencana men tattoo badan kamu yang bertuliskan MILIK NINA JULAEHA. Kalo mau minta yang lain selain dibebaskan yaaa”

Mataku berkaca2 ketika mendengarkan pernyataannya, berarti hanya kabur ketika pindahan jalan terakhirku, kalo gagal, tamat laah semuanya, aku hanya jadi budak Hina tak berdaya, bahkan lebih sadis dari Vonis Hakim Hukuman seumur hidup.

Nina:”masih ada pertanyaan atau permintaan, kalo gak ada mba akan sumpel mulut kamu dan kita tiduur”
Aku:”baik mba, aku minta jangan Full diikat,mataku jangan ditutup, aku diijinin nonton TV, mulutku jangan disumpal karena aku minta diijinin makan dan minum sebelum mba pulang, dan aku diberi baju. Hanya pintu kontrakan saja yang dikunci, aku janji ga akan kabur mba”
Nina:”kalo baju, kamu kayaknya gak perlu pake baju, sebagai pengaman kamu nggak kabur. Tetep mba akan ikat kamu dan bungkus kamu pakai jarik. Mba setuju kalo mata kamu nggak ditutup, kamu boleh nonton TV, kalo mulut tetep mba sumpel supaya kamu ga berteriak, Cuma badan kamu gak akan mba iket ke ranjang, jadi kamu boleh berloncat loncat mengelilingi ruangan, atau mengintip keluar rumah di jendela, mba akan siapin lubang kecil. Oke ada lagi Gil?”
Aku:”cukup mba, teri makasih atas kebijaksanaannya”
Nina:”Oke Gil”

Sesuai Janji, Mba Nina Tidak Menutup mataku, namun seperti biasa celana dalam bekasnya ditambah 2 saputangan dipaksa masuk kemulutku, dan diikat mulutku oleh 2 kerudung. Tak lupa mba nina menciumku dan memotret tubuhku dalam berbagai posisi, kemudian kami pun tidur, mba nina erat memeluk tubuhku. Hanya menunggu pagi, dan bulan depan ketika kami pindah kontrakan, disitulah aku akan kabur dari dia.


BERSAMBUNG KE EPISODE 3 “NINA THE NEW MISTRESS / PASRAH MENJADI BUDAK SETIA”