Rabu, 24 Februari 2016

Episode 5

Episode 5 Slave Training

Nina pun pergi meninggalkan aku, janet mulai menghampiri aku dalam keadaan terikat Hogtied kemudian janet mengambil peralatan yang akan digunakan kepada aku. pertama tama janet memasangkan kalung anjing, kemudian melepas ikatan hogtied dikaki menuju tangan dengan gunting sementara aku masih menggeliat berusaha melepaskan diri. setelah melepas ikatan, kaki aku bisa lurus, kemudian ikatan yang membelenggu di mata kaki dan lutut di lepas dengan gunting, dengan sigap saya menendang janet dan lari meninggalkan janet, namun tangan masih terikat erat kebelakang melingkari dada dan mulut masih tersumpal kain, aku berlari menuju hutan dengan cepat karena kakiku sudah bebas tak terikat meski kadang terjatuh karena tidak bisa menahan keseimbangan, sementara janet pun berlari mengejarku, namun langkahnya tak secepat aku hingga aku sudah tak terlihat lagi. setelah masuk hutan aku mulai duduk bersender di pohon karena kelelahan, sambil berusaha melepaskan ikatan tangan, gila ini si nina ikatannya kuat sekali susah sekali melepaskannya, apa maksud nina menitipkanku ketempat kayak gini, pokoknya saya harus kabur dan buat perhitungan sama si nina atas perbuatannya. tak terasa sudah berjam jam aku di hutan ini tanpa tau jalan keluar dan belum bisa melepas ikatannya hingga waktu tak terasa sudah gelap, tak lama kemudian aku melihat cahaya lampu, aku yakin itu si janet yang mau menangkapku, seandainya tanganku tak terikat akan kulawan dia, dia pun memanggil aku terus menerus "Ragiiil, Keluar Kau atau kau akan menyesal", dan akhirnya lampu senter itu mengenai wajahku "Heii Kesini kauu" aku spontan kembali berlari dengan cepat sampai aku tersandung batu dan berguling guling di tanah, kemudian janet datang dan menendang kepalaku, kemudian aku bangun dan melawan dia hanya dengan kaki ku karena tanganku masih terikat dan mulut tersumpal kain yang sudah basah oleh air liurku, aku berusaha menendang dia, tapi dia dengan mudah menghindar, dia tak berusaha melawanku namun dia mengeluarkan tali yang disimpulkan seperti koboi, dia melemparkan tali itu dan tepat mengenai badanku, kemudian janet menarik badanku namun aku berusaha menahan tarikannya hingga janet pun ikut tertarik karena kalah kuat, namun karena tangan janet bebas, dia melemparkan batu kearahku terus menerus hingga jidatku berdarah, akhirnya ku menyerah dan terjatuh. janet langsung memasang collar dileherku dan disambung dengan rantai, kaki ku pun dirantai, aku hanya pasrah karena aku terluka. kemudian sumpalan dimulutku dilepas, mulai dari scarf yang menutup seluruh mulutku sehingga bibirku kelihatan namun masih ada kain didalam mulutku entah 2 saputangan atau 2 celana dalam yang basah karena liurku dan dikeluarkan oleh janet hingga ku terbatuk batuk, kemudian janet memberiku air mineral, dia tau pasti mulutku kering dan kehausan. aku pun berusaha memohon dan bicara untuk melepaskanku, janet hanya diam sambil mengelap keringat dan darahku, kemudian dia meludah di bagian jidatku yang terluka, rasanya perih namun akan menyembuhkan lukaku. sementara tanganku masih terikat kebelakang dan janet menyeretku dengan rantai yang mengikat leherku, aku pun berjalan mengikutinya sambil mendapat ancaman dari janet.

akhirnya kami pun tiba ditempat janet, janet memberikanku pengarahan dan janet memberikanku kesempatan untuk bicara

Janet: ada yang mau disampaikan ragil? karena kamu selama disini sudah tidak bisa berbicara lagi, mulutmu akan selalu tersumpal pagi siang dan malam oleh ting gag, ball gag atau lakban
ragil: aku mohon nyonya lepaskan aku
Plaaaak.....
janet murka dengan permohonanku, dia langsung mengeksekusiku. pertama kaki kanan ku ditekuk dan diikat oleh sabuk begitu juga kaki kiriku, kemudian perut ku dilingkari oleh rantai, semua baju dan celana ku digunting hingga aku telanjang bulat, tangan ku yang terikat kebelakang dilepas, kemudian dirantai seperti borgol dengan tangan kedepan, tanganku dipasang sarung tangan / glove slave dog yang membuat tanganku mengepal, kemudian gloves tersebut dikunci, mulutku dipasang ring gag spiderman yang ada pengekang dagu dan kepala, kemudian gag tersebut diikat kebelakang kepalaku sehingga mulutku terlihat menganga, kemudian gag tersebut ditarik dengan tali menyambung ke rantai yang ada di badanku sehingga kepalaku selalu mendongak dan tidak bisa tertunduk. kurang lebih seperti itulah keadaanku, sehingga aku sudah seperti anjing dan tak bisa berdiri dan yang terakhir penisku dipasang chastity (pengekang penis), kemudian janet menarik collar ku dengan rantai , aku hanya bisa mengikutinya tanpa bisa melawan

akhirnya aku mulai masuk keruangan itu, janet menjelaskan disinilah tempat slave dilatih, pertama aku ditunjukan ruang hukuman. ruangan itu seperti penjara dan terkunci, kemudian janet membuka pintu itu dengan cara menempelkan jarinya di alat finger, jadi hanya jari dia yang bisa membuka pintu tersebut, janet menyalakan lampu, betapa kagetnya aku,aku melihat 3 wanita cantik tanpa pakaian tangannya terikat keatas oleh rantai, dan kedua kakinya diikat menekuk sehingga lututnya lah yang menyentuh lantai, sementara mulutnya menganga seperti aku oleh ring gag, dan badannya terlilit kabel listrik, terlihat air matanya bercucuran, pasti wanita itu sangat tersiksa dengan posisi tersebut dan listrik tersebut menyala dan mati secara otomatis dalam beberapa waktu. janet menjelaskan, mereka itu sudah 1 tahun menjalani pelatihan, namun tidak lulus ujian dan mereka sering melawan kepada instruktur. tak terasa aku pun meneteskan air mata karena sedih takut marah bercampur menjadi satu, sungguh tidak manusia perbuatan si janet. cerdik sekali dia, 1 orang bisa menyekap dan menyiksa puluhan orang

kemudian aku dibawa ke ruangan kandang, aku melihat ada beberapa kandang yang terbuat dari jeruji, 1 kandang berisi 3 orang yang semuanya wanita cantik, sedangkan posisinya sama sepertiku, terikat, dirantai mulut menganga mengeluarkan air liur. semuanya menggonggong menyambut kedatangan nyonya janet, 2 slave merangkak menghampiri janet sambil menggonggong dan menjilati kaki janet, menurut janet 2 slave ini sudah jinak dan segera dilepas. dari beberapa kandang tersebut, ada 1 kandang yang berisi hanya 2 slave, dan tempat itulah yang akan menjadi kandang ku bersama 2 wanita cantik yang nasibnya sama sepertiku. makanya aku dipasang chastity supaya aku tidak diperkosa oleh slave betina.

setelah itu, aku dibawa kekamar mandi, aku diijinkan untuk buang air selama 15 menit dan janet meninggalkanku. pertama aku buang air kecil, meskipun penisku diikat chastity tapi masih bisa buang air kecil karena chastitynya mendukung, chastity ini juga seperti per, memanjang jika penisku membesar. kemudian dengan susah payah aku merangkak ke jamban jongkok, aku berlutut dan membuang hajatku di jamban tersebut, kemudian aku menarik tuas dengan mulutku yang menganga sehingga hajatku tersedot, dan air pun menyempot membersihkan duburku. tak lama kemudian, janet datang dan memandikanku menyabuniku, ooooh segar sekali. setelah selesai aku dibawa menuju kandangku, terdengar 2 slave yang akan menjadi teman kandangku mengonggong, mungkin menyambutku. sebelum dimasukan, janet memberikanku makanan anjing kedalam mangkok dan air minum kedalam mangkok yang satunya. kemudian janet menyuruhku makan dengan menggunakan lidahku, aku disuruh belajar makan dengan mulut menganga, aku berusaha dan mengambil sedikit makanan dengan lidahku, namun aku langsung memuntahkannya karena rasanya aneh. janet marah, dan kepalaku dipaksa masuk kedalam mangkok oleh kakinya "HABISKAN CEPAT, INILAH MAKANANMU SETIAP HARI" sambil mengeluarkan air mata aku memakannya.

setelah selesai makan dan minum, janet pun tersenyum, dan akhirnya kandang anjing dibuka, aku dipaksa masuk meski sudah sangat sempit oleh ketiga slave. akhirnya badanku masuk kedalam jeruji kotak dan dikunci, sementara posisi tanganku sekarang terikat kebelakang dan posisi kepalaku tetap mendongak. aku hanya berlutut didalam kandang, karena sempit sekali. betapa kagetnya, kedua slave wanita itu menyerangku, aku hanya bisa berteriak "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" mereka menjilati badan dan kepalaku

aku terus berteriak karena geli dan perasaan lainnya sambil berpikir kenapa ini terjadi padaku


Bersambung